24 Juli 2009

Pandangan Tentang Penyelesaian Masalah Ambalat

(Tulisan ini dimuat atas seijin penulis)

Oleh:

Sayidiman Suryohadiprojo, Letjen TNI (Purn), mantan Gubernur Lemhanas (http://sayidiman.suryohadiprojo.com)

Ada beberapa faktor yang menjadi sumber masalah berkaitan dengan persoalan Ambalat akhir-akhir ini:

Faktor psikologis. Keberhasilan Malaysia dalam membangun negaranya, termasuk ekonominya, menimbulkan rasa percaya diri yang berlebihan sampai dapat dikategorikan sikap arrogant. Akibatnya adalah menyepelekan pihak lain yang dianggapnya kurang berhasil dan sedang menghadapi banyak persoalan, seperti Indonesia. Hal ini dapat dilihat ketika Malaysia tidak pernah membicarakan masalah ini secara serius kepada Indonesia, padahal dua-duanya anggota ASEAN. Juga pembuatan peta tentang wilayah perbatasan secara unilateral adalah bukti arrogansi itu.

Faktor ekonomi. Perusahaan minyak Shell berkepentingan mendapatkan konsesi di Ambalat yang dapat mempengaruhi perusahaan Petronas bertindak sepihak. Ini juga kepentingan Malaysia untuk peningkatan ekonominya.

Faktor militer. Malaysia mengira bahwa kekuatan militernya, khususnya kekuatan angkatan laut dan angkatan udara, memadai untuk mendukung memaksakan fait accompli seperti yang telah dilakukan dulu dengan Sipadan dan Ligitan. Perkiraan ini timbul karena pengaruh faktor psikologi (arrogansi) dalam menilai kemampuan militer Indonesia.

Faktor politik. Malaysia melihat bahwa Indonesia sedang sibuk menghadapi berbagai masalah politik, ekonomi dan keamanan dalam negeri, sehingga dinilai tidak cukup kemampuan menghadapi masalah ini secara sungguh-sungguh. Itu dapat dilihat pada sikap dan ucapan Menlu Malaysia bahwa buat Malaysia tidak ada masalah negosiasi dan ia datang ke Jakarta hanya untuk menyampaikan pendapat Malaysia.

Sikap kita

Dalam media dapat kita baca bagaimana reaksi masyarakat Indonesia pada umumnya. Secara umum orang menilai Malaysia arogan, hal ini diperkuat dengan tindakannya yang keras terhadap TKI illegal.

Banyak orang menjadi emosional dan dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk memperoleh manfaat dengan membakar emosi itu menjadi perbuatan yang tidak bermanfaat bagi Indonesia, bahkan dapat merugikan.

Berkembang semangat untuk menjadi relawan dalam menghadapi masalah ini. Hal ini tidak merugikan asalkan dapat diarahkan ke perbuatan yang berguna bagi penyelesaian masalah.

Kalangan cendekiawan terbagi dalam mereka yang seperti biasa menyalahkan Indonesia dan mereka yang mau melawan Malaysia. Yang menyalahkan, sekalipun amat terbatas jumlahnya, menghendaki penyelesaian secara diplomasi dan kalau perlu ke ICJ. Yang mau melawan mendorong agar Indonesia berperang dengan Malaysia, tetapi kemudian secara sinis mempertanyakan apakah TNI dapat memenangkan perang mengingat berbagai keterbatasannya.

Jadi di mata kebanyakan orang, termasuk cendekiawan, penyelesaian hanya diplomasi (damai) atau perang. Pandangan demikian sudah ketinggalan zaman. Sejak akhir Perang Dunia II umat manusia dan dunia diliputi oleh keadaan bukan perang tapi juga bukan damai (no war no peace) sampai Perang Dingin selesai.

Buat Indonesia diplomasi memang harus terus diadakan, tetapi bukan diplomasi yang mencari Win-Win Solution. Sebab dengan penyelesaian seperti itu kita akan harus mengorbankan sebagian kedaulatan kita. Diplomasi kita hanya untuk menyatakan pendapat dan kepentingan kita yang tidak dapat dikurangi lagi, sehingga kedaulatan tidak akan pernah dikurangi.

Jadi menuju ICJ adalah sikap salah, baik dilihat dari sudut taktik maupun strategi. Karena yang berkepentingan di pihak Malaysia tidak hanya dia, tetapi juga Shell yang Inggris-Belanda, maka ICJ yang berada di Den Haag, Belanda, amat mungkin mereka pengaruhi. Selain itu Malaysia ada dalam Five Powers Defense Arrangement (FPDA) dengan Inggris, Australia, Selandia Baru dan Singapura, sehingga jelas kepentingan Inggris di pihak Malaysia. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan Wakil PM Malaysia, Najib Razak, ke Inggris antara lain untuk membeli kapal perang dan senjata lainnya.

Jadi diplomasi Indonesia adalah hanya untuk menunjukkan kepada dunia internasional, khususnya AS, bahwa Indonesia tidak mau perang. Akan tetapi sikap itu harus diperkuat oleh tindakan TNI dengan menunjukkan bahwa kita mempunyai kemampuan nyata untuk membela kedaulatan negara kita. Untuk itu TNI diperkuat kemampuannya, khususnya TNI-AL dan TNI-AU.

Indonesia harus mengirimkan delegasi ke China dan Russia untuk menegosiasi pembelian kapal perang, pesawat tempur dan sistem senjata lainnya, khususnya peluru kendali dan roket. Karena keuangan kita terbatas, harus kita temukan cara non-konvensional untuk membayar. Seperti menawarkan konsesi minyak di Ambalat kepada Russia dan China. Malaysia harus dicegah menciptakan fait accompli, justru Indonesia harus menunjukkan secara fisik kehadirannya di semua daerah yang masuk wilayah nasional.

Hal-hal yang perlu segera dilakukan

Menduduki semua pulau yang masuk wilayah yang hendak direbut Malaysia dengan pasukan TNI diperkuat Relawan.

Membuat TNI-AL dan TNI-AU mampu untuk menguasai wilayah Indonesia di sekitar Ambalat. Apabila kemampuan cukup tinggi harus ada kesediaan melakukan tembakan peringatan kepada kapal atau pesawat Malaysia yang melanggar kedaulatan wilayah.

Mengaktifkan rakyat, seperti nelayan, untuk melakukan kegiatan secara nyata di wilayah itu dengan dilindungi TNI.

Memasang tanda kedaulatan, seperti rambu-rambu, di semua pulau di wilayah itu.

Membuat peta perbatasan, kalau belum ada, sesuai dengan pendapat kita.

Menggerakkan opini di ASEAN untuk berpihak kita, khususnya Filipina yang juga mempunyai masalah perbatasan dengan Malaysia dan Vietnam.

Mengusahakan gerakan di Malaysia yang mendukung kita. Seperti kemungkinan mengajak Anwar Ibrahim menuduh peran Shell dan Petronas yang dikendalikan anak mantan PM Mahathir Mohamad.

Mencegah FPDA mendukung Malaysia, khususnya Singapura, Australia dan Selandia Baru.

Mengirim delegasi ke China dan Russia untuk pembelian sistem senjata.

Mempengaruhi opini publik di Indonesia agar emosi tidak mengarah ke tindakan merugikan dan melawan sinisme cendekiawan dengan tindakan nyata.

Baca selengkapnya . . .

06 Juli 2009

Teknik Mencari Informasi (Untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas akademik di Seskoad)

( Letkol Czi. Budiman S. Pratomo )

Pendahuluan

Internet saat ini telah menjadi sebuah gudang pengetahuan, kalau boleh dikatakan, tak terbatas. Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet, maka nilai manfaat dari internet sebagai pusat ilmu pengetahuan pun akan bertambah. Namun sayangnya, walaupun sudah sangat terbiasa menggunakan internet rata-rata baru mempergunakan 5-10% dari kemampuan internet yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oeh banyaknya pengguna internet yang belum mengetahui teknik pencarian informasi yang tepat dan efektif.

Untuk mendapatkan informasi dari artikel, file, maupun database di internet (web) secara cepat dan relevan dapat dilakukan dengan memanfaatkan mesin pencari (search engine). Dengan hanya menuliskan topik apa yang hendak kita ketahui search engine akan menampilkan semua link yang berhubungan dengan hal tersebut. Ada banyak pilihan search engine yang bisa dimanfaatkan dan masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri. Namun pada prinsipnya semua search engine mempunyai fungsi sama yaitu mencari dan menganalisis semua halaman Web, kemudian membuat indeks kata bersama dengan daftar URL (Universal Resource Locator) yang merupakan halaman atau tempat dimana "kata kunci" yang dicari dapat ditemukan.

Artikel ini memberikan informasi bagaimana mencari informasi secara cepat dan relevan menggunakan search engine Google, yang merupakan search engine yang paling populer dewasa ini.

clip_image002

Dengan search engine ini, kita tinggal memasukkan suatu “kata kunci” kedalam kotak pada Google dan tinggal Enter atau tekan tombol Google Search, maka dalam sekejap akan menghasilkan informasi yang berkaitan atau relevan dengan yang kita inginkan. Namun apabila kita hanya mengetikkan “kata kunci” saja maka kita masih mendapatkan informasi yang sangat banyak, bersifat umum, dan mungkin malah tidak relevan.

Jika kata kunci dimasukkan, misalnya “Indonesia” dan tombol “Google Search” dipilih, maka aplikasi search engine akan mencari di seluruh komputer yang terhubung ke internet, berbagai jenis data baik dalam bentuk dokumen, gambar, audio, maupun video yang di dalamnya terdapat teks bertuliskan kata “indonesia”. Terlihat dari informasi hasil pencarian tersebut bahwa Google menemukan ada sekitar 255,000,000 artikel atau pun dokumen (dalam bentuk beragam format) yang terdapat kata “indonesia” di dalamnya. Jadi dengan hanya mengetikkan kata kunci tanpa tahu cara yang tepat maka informasi yang diperoleh menjadi terlalu banyak dan kurang relevan. Dengan demikian maka perlu bagi kita untuk mengetahui bagaimana teknik menyaring informasi yang relevan.

Teknik Menyaring Informasi yang Relevan

Dari contoh tersebut diatas maka akan ditemukan jutaan situs yang berkaitan dengan kata “indonesia”. Tentunya untuk mempersempit informasi yang diperoleh harus ada teknik yang dipergunakan untuk hal tersebut. Ada dua teknik dasar yang biasa dipergunakan, yaitu dengan menggunakan simbol-simbol matematika dan simbol-simbol boolean. Simbol-simbol matematika antara lain adalah tanda + , -, dan “ “. Sedangkan simbol-simbol boolean adalah OR, AND, NOT, NEAR. Selain teknik dasar ini ada juga yang disebut sebagai Power Searching. Yang meliputi host searching, Special URL Searching, Filetype Searching, Title Searching, dan Wildcard Searching. Disamping itu search engine mempunyai beberapa fasilitas bantuan pencarian seperti Related Searches, Clustering, Find Similar, Stemming, Search Within, Spidered Version, Search By Language, Page Translation, dan Porn Filter. Untuk keperluan pencarian informasi yang relevan ini maka tidak semua fitur dari searching engine ini dibahas disini.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai bagaimana mencari informasi yang berkaitan dengan bidang kemiliteran. Perlu juga disampaikan pencarian menggunakan kata kunci dalam bahasa inggris karena apabila menggunakan bahasa indonesia akan sedikit sekali informasi yang ditemukan, karena jarang personel dari bidang ini yang menulis di internet dan kalaupun dipaksakan berdasarkan pengalaman penulis yang sering muncul hanya url dephan.go.id, tni.mil.id, tniad.mil.id, dan tnial.mil.id yang merupakan situs resmi lembaga-lembaga tersebut.

Contoh Pencarian Informasi

Untuk mencari Informasi yang berkaitan dengan tentara nasional indonesia maka apabila hanya diketikkan tentara nasional indonesia akan muncul informasi sebanyak 463,000 artikel. Dengan demikian terlalu banyak informasinya. Kita bisa mempersempit dengan menggunakan tentara+nasional+Indonesia., ternyata hasilnya tetap sama. Maka kita bisa menggunakan “tentara nasional indonesia” . Ternyata dengan teknik ini muncul 264,000 artikel, dan jumlah ini masih terlalu banyak. Sehingga diperlukan teknik khusus untuk mempersempit pencarian informasi tersebut. Misalnya hanya mencari informasi mengenai tentara nasional indonesia tetapi dari situs di Indonesia saja. caranya dengan mengetik: ”tentara nasional indonesia” inurl:.id, ternyata dengan teknik ini muncul 180,000 artikel, jumlah ini ternyata masih sangat besar. Harus ada pembatasan lagi mengenai informasi yang diinginkan, misalnya dalam format dokumen microsoft word, caranya dengan mengetik ”tentara nasional indonesia” inurl:.id filetype:doc. Ternyata dengan teknik ini muncul 605 artikel. Dengan teknik ini kita mampu mempersempit pencarian dengan cepat. Ini masih bisa disempitkan lagi misalnya informasi yang hanya TNI tanpa kepolisian. Caranya dengan mengetik : ”tentara nasional indonesia” - kepolisian inurl:.id filetype:doc. Ternyata dengan teknik ini muncul 543 artikel. Untuk Google belum tersedia fasilitas untuk mensyaratkan jumlah kata dalam artikel. Apabila menggunakan AOL Search bisa dilakukan hal tersebut dengan cara : ”tentara nasional indonesia”, akan dihasilkan 20,000 artikel, apabila dibatasi jumlah katanya 1000 dengan mengetikkan ”tentara nasional indonesia” /1000 maka akan hanya muncul 946 artikel.

Kemampuan Apa saja yang dimiliki Google Search

Secara lengkap bisa dilihat di halaman google.co.id dan klik Penelusuran lanjutan dengan alamat http://www.google.co.id/advanced_search?hl=id atau dicari di url berikut ini yaitu: http://www.google.com/intl/en/help/features.html. Namun demi alasan kepraktisan tulisan berikut ini hanya merupakan resume dari kedua sumber tersebut. Secara umum, jenis pencarian di Google mempunyai dua kemampuan yaitu: Basic Search dan Advanced Search. Basic Search adalah fitur pencarian yang sudah biasa kita gunakan yaitu ketika mengakses langsung google.com. Sedangkan Advanced Search menyediakan berbagai pilihan fitur pencarian baik untuk operator dasar, file format yang ingin kita cari, bahasa, daerah dan sebagainya. Sebenarnya masih sangat banyak fitur pencarian yang bisa kita gunakan, tapi tidak terdapat di menu pilihan Advanced Search. Jadi kita harus memasukannya query di kotak pencarian di Basic Search secara langsung.

Berikut ini beberapa daftar kemampuan yang dimiliki oleh Google yang bisa dicari dengan memasukkan query bersama dengan operator lain di kotak pencarian Google.

a. Fitur Pencarian Dasar

1. AND: Mencari informasi yang mengandung kedua kata yang dicari. Bisa menggunakan salah satu dari tiga alternatif berikut:

tentara AND nasional AND indonesia

tentara+nasional + indonesia

2. OR: Mencari informasi yang mengandung salah satu dari kedua kata. Bisa menggunakan salah satu dari dua alternatif berikut:

tentara OR laskar

tentara | laskar

3. FRASE: Mencari informasi yang mengandung frase yang dicari dengan menggunakan tanda “”.

“tentara+nasional + indonesia”

4. NOT: Hasil pencarian mengandung kata yang di depan, tapi tidak yang dibelakang minus (-). Contoh di bawah akan mencari informasi yang mengandung kata tentara nasional tapi bukan tentara nasional indonesia.

Tentara nasional – indonesia

5. SINONIM (~): Mencari kata beserta sinonim-sinonimnya. Contoh di bawah akan membawa hasil pencarian: soldier dan sinonim-sinonimnya seperti war, mercenaries dan sebagainya.

~soldier

6. ASTERIK (*): Karakter pengganti kata. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat bisa: tentara nasional indonesia, tentara allah indonesia, tentara islam indonesia, tentara baik indonesia, tentara daerah indonesia dan sebagainya.

tentara * indonesia

7. TANDA TITIK (.): Karakter pengganti huruf, angka dan karakter tunggal. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat bisa: topi, toni, toti, tori, tomi, dan sebagainya.

to.i (dalam percobaan tidak sesuai dengan yang diinginkan)

8. CASE INSENSITIVE: Pencarian di Google menganggap kapital dan bukan kapital sebagai sesuatu yang sama. Jadi, tentara nasional indonesia, Tentara NASIONAL iNDOnesia akan membawa hasil pencarian yang sama

9. PENGABAIAN KATA: Google mengabaikan keyword berupa karakter tunggal dan kata-kata berikut: a, about, an, and, are, as, at, b, by, from, how, i , in, is, it, of, on, or, that, the, this, to, we, what, when, where, which, with. Apabila kita masih tetap menginginkan pencarian kata tersebut, bisa dengan menggunakan karakter + di depan kata yang dicari.

10. I’M FEELING LUCKY (SAYA LAGI BERUNTUNG): Akan membawa kita langsung menuju ke hasil pencarian pertama dari query kita

Tentara nasional indonesia akan langsung menuju pada halaman http://www.tni.mil.id/

b. Fitur Pencarian Lanjut

1. DEFINE: Mencari definisi dari sebuah terminologi. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat adalah berbagai definisi tentang e-learning dari berbagai sumber

define:tentara apabila definisinya ada akan ditampilkan tetapi apabila definisinya tidak ada akan disampaikan tidak ada definisinya.

2. CACHE: Menampilkan situs web yang telah diindeks oleh Google meskipun sudah tidak aktif lagi. Contoh di bawah akan menghasilkan pencarian kata elearning pada situs pusinfolahtatni.mil.id yang ada di indeks Google.

cache:pusinfolahtatni.mil.id elearning

3. LINK: Menampilkan daftar link yang mengarah ke sebuah situs. Contoh di bawah akan menampilkan daftar link yang mengarah ke situs pusinfolahtatni.mil.id

link: pusinfolahtatni.mil.id

4. RELATED: Menampilkan daftar situs yang serupa, mirip atau memiliki hubungan dengan suatu situs

related: pusinfolahtatni.mil.id

5. INFO: Menampilkan informasi yang Google ketahui tentang sebuah situs

info: pusinfolahtatni.mil.id

6. SITE: Menampilkan pencarian khusus di suatu situs yang ditunjuk

java site:pusinfolahtatni.mil.id

site: pusinfolahtatni.mil.id

7. FILETYPE: Menampilkan hasil pencarian berupa suatu jenis (ekstensi) file tertentu. Jenis file yang bisa dicari adalah: pdf, ps, dwf, kml, kmz, xls, ppt, doc, rtf, swf. Contoh di bawah akan menampilkan hasil pencarian berupa file PDF yang mengandung keyword tentara nasional indonesia

tentara nasional indonesia filetype:pdf

8. ALLINTITLE: Menampilkan seluruh kata yang dicari dalam TITLE halaman. Contoh di bawah akan menghasilkan halaman yang memiliki title Tentara Nasional. allintitle ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain. Gunakan intitle untuk keperluan tersebut.

allintitle:tentara nasional

9. INTITLE: Menampilkan satu kata yang dicari dalam TITLE halaman. Contoh di bawah akan menghasilkan halaman yang memiliki title tentara dan isi halaman yang mengandung kata nasional

intitle:tentara nasional

10. ALLINURL: Menampilkan seluruh kata yang dicari di dalam URL. Contoh di bawah akan menghasilkan daftar URL yang mengandung kata tentara dan nasional. allinurl ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain. Gunakan inurl untuk keperluan tersebut.

allinurl:tentara nasional

11. INURL: Menampilkan satu kata yang dicari di dalam URL. Contoh di bawah akan menghasilkan daftar URL yang mengandung kata tentara dan isi halaman yang mengandung kata nasional

inurl:tentara nasional

Pencarian informasi yang kita lakukan akan semakin efektif apabila kita menggabungkan beberapa operator baik yang ada di fitur pencarian dasar maupun lanjut. Misalnya, kita ingin mencari file-file PDF yang ada di situs http://www.tni.mil.id/. Maka kita gabungkan dua operator menjadi: filetype:pdf site:www.tni.mil.id

Disamping fitur-fitur di atas Google juga bis digunakan untuk keperluan-keperluan seperti berikut ini:

1. Perhitungan matematika sederhana.

Mesin cari Google bisa melakukan perhitungan matematika sederhana seperti penjumlahan, perkalian, pembagian atau pengurangan, karena memiliki kemampuan fungsi sebagai kalkulator. Ketikkan angka yang ingin dihitung beserta tanda perhitungannya ke dalam kotak mesin cari, misalnya: 17+8*45, lalu tekan tombol Enter atau klik tombol Search di Google.

2. Konversi mata uang.

Fasilitas konversi mata uang juga tersedia di mesin cari Google. Cukup ketikkan angkanya diikuti tanda  mata uangnya yang ingin dikonversi dari mata uang tertentu ke mata uang yang diinginkan di kotak mesin cari, misalnya: 100 USD in IDR, lalu tekan Enter.

3. Melihat waktu di berbagai kota di seluruh dunia.

Anda bisa mencari tahu waktu lokal di sebuah kota atau negara lain. Cukup ketikkan time in [nama kota/negara] di kotak pencarian untuk mencari tahu dengan mudah waktu lokal di sebuah kota/negara. Misal: time in [Jakarta].

4. Konversi unit.

Selain berfungsi sebagai kalkulator, mesin cari Google juga bisa mengkonversi ukuran. Misalnya: 100 inch in meter.

Demikian uraian singkat mengenai penggunaan Google untuk mencari informasi dengan tepat dan cepat khususnya untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas akademik yang diberikan.

Semoga Bermanfaat.

Budiman S. Pratomo

Pusinfolahta TNI

budiman@dephan.go.id

Baca selengkapnya . . .

05 Juli 2009

Implikasi Pemanfaatan Internet terhadap Pendidikan di Seskoad

( Letkol Czi. Budiman S. Pratomo )

Pendahuluan

Internet adalah singkatan dari Interconnection Network yang secara harafiah berarti hubungan antar jaringan (network). Sedangkan network sendiri diartikan sebagai suatu sistem komunikasi data antar komputer. Jadi pengertian internet secara umum adalah kumpulan dari jaringan komputer yang terhubung dan bekerja sebagai suatu sistem.

Internet, pada awalnya digunakan hanya sebatas oleh Departemen Pertahanan AS, namun sejak 1986, internet mulai diadopsi untuk keperluan non militer dan mulai 1991 dibuka untuk kepentingan komersial. Secara khusus di Indonesia, menurut Internet World Stats, jumlah penggunanya semakin meningkat. Apabila pada tahun 2000 baru berjumlah 2 juta orang, pada tahun 2008 menjadi 25 juta orang. Dengan pengguna yang semakin banyak ini, secara teoritis militer yang merupakan “agent of change” mestinya mempunyai populasi pengguna internet yang paling tinggi pula. Dengan demikian mestinya di Seskoad, sebagai strata pendidikan yang tertinggi di TNI AD, internet sudah merupakan suatu kebutuhan dan setiap orang khususnya staf pengajar serta staf pelaksana pendidikan mestinya sudah menggunakannya.

Ada suatu pertanyaan besar yang mengganggu pikiran penulis, apakah internet sudah dapat dimanfaatkan secara baik untuk pendidikan di lingkungan Seskoad karena adanya satu hambatan yaitu budaya membaca yang penulis yakini masih sangat rendah di lingkungan TNI AD, tentunya termasuk di Seskoad. Mengapa? Karena internet sebagai teknologi telah melahirkan suatu budaya baru yang disebut sebagai Cybercultures yang mempersyaratkan empat hal yang berkaitan erat dengan kebiasaan membaca. Empat hal tersebut adalah membaca di layar komputer (screen-reading), mampu memahami gejala multisemiotis (banyak tanda), memiliki kemampuan berbahasa asing terutama bahasa Inggris, dan memiliki keberaksaraan digital (digital literacy). (P. Ari Subagyo, 2009). Dengan budaya baru tersebut maka pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan tentunya akan memunculkan tantangan baru bagi Seskoad yang secara umum meliputi penyediaan sarana yang berorientasi cyber dan menciptakan kultur belajar sesuai tuntutan cybercultures.

Tulisan ini akan membahas mengenai konsekuensi pemanfaatan internet sebagai sarana untuk memajukan pendidikan dan konsep pemanfaatannya melalui e-Learning agar dapat mencapai sasaran khususnya di lingkungan Seskoad.

Budaya jagat maya (Cybercultures)

David Bell (2001) dalam bukunya An Introduction to Cybercultures mengatakan “Sitting here, at my computer, in cyber space.” Apa yang ditulis oleh Bell ini ternyata saat ini sudah menjadi bagian dari hidup kita dan sudah menjadi persoalan kita bersama. Ternyata Internet menghasilkan gaya hidup yang baru, menampilkan isu-isu baru, membuka peluang baru untuk berbisnis, peluang baru untuk belajar, dan bahkan menimbulkan kecemasan-kecemasan yang baru bagi banyak orang. Sebagai contoh, pornografi, perampasan atas privasi seseorang, penipuan, carding, bahkan adanya Facebook sempat menjadi polemik dan bahkan sudah menimbulkan wacana sebagai barang haram.

clip_image002 clip_image004 clip_image006 clip_image008

Seperti telah penulis singgung di bagian pendahuluan bahwa Internet mempersyaratkan suatu kebiasaan atau budaya yang berkaitan erat dengan membaca yaitu: Pertama, membaca di layar komputer (screen-reading). Apabila jaman dahulu orang membaca buku maka pasti ada buku (hard copy) berupa kertas yang ditulisi dan formatnya biasanya tertentu, namun di internet, buku tersaji di layar komputer tanpa kertas (paperless) dengan format yang bisa sama dan bisa berbeda dengan buku konvensional. Yang jelas perubahan ini menuntut sikap dan kebiasaan yang berbeda untuk dapat memanfaatkan internet ini dengan maksimal.

clip_image010

Kedua, mampu memahami gejala multisemiotis (banyak tanda), Dalam internet, teks tidak hanya berupa tulisan, tetapi juga tanda visual, seperti emoticons. Maka, internet menuntut kita juga harus mampu memahami tanda-tanda tersebut yaitu disebut sebagai synaesthesia, yakni kemampuan memahami aneka tanda untuk menangkap apa yang dinyatakan oleh teks dan bagimana teks itu menyatakannya.

clip_image012

Ketiga, memiliki kemampuan berbahasa asing. Banyak informasi di internet ditulis dalam bahasa asing, terutama dalam bahasa Inggris. Kenyataan ini kadang-kadang merupakan suatu hambatan bagi kita untuk memperoleh informasi (walaupun sudah banyak dikembangkan fasilitas penerjemah). Tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa pemahaman bahasa asing (khususnya Inggris) menjadi suatu keharusan yang tidak bisa dihindari lagi, apalagi bila mencari informasi di Internet.

clip_image014

Keempat, memiliki keberaksaraan digital (digital literacy). Internet menuntut suatu keterampilan bagi pemakainya untuk mengoperasikan program komputer, membuka halaman-halaman internet (websites), membuka link internet, mencari informasi menggunakan sarana searh engine, serta bagaimana memilah pengetahuan atau informasi yang diperolehnya. Secara ringkas apabila di dunia pendidikan dapat dirumuskan dalam kemampuan dasar pengoperasian komputer (computer literacy), yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu: pengetahuan dasar komputer, pengoperasian paket perangkat lunak (software), dan pengoperasian internet.

clip_image016

Jadi, jelas bahwa pemanfaatan internet dalam bidang pendidikan akan menuntut kebiasaan atau budaya yang baru seperti yang digambarkan dalam cybercultures yang sangat erat kaitannya dengan kegemaran membaca.

Budaya Membaca di lingkungan TNI

Dari pengamatan penulis yang tentunya bukan merupakan hasil suatu penelitian yang bersifat kuantitatif dapat disimpulkan bahwa minat baca di kalangan anggota TNI sangat rendah. Dari data yang ada di Perpustakaan TNI, yang merupakan perpustakaan besar dan dirancang secara modern menggunakan komputerisasi, ternyata kehadiran anggota TNI sangat rendah. Dari data buku tamu terlihat pengunjung perhari rata-rata adalah 2 sampai 7 orang. Hal ini mengisyaratkan bahwa minat baca di lingkungan TNI sangat rendah.

Secara tersirat pun tampak dari pernyataan-pernyataan pejabat kita yang dapat dilihat dari berita-berita berikut ini. “Pameran itu dimaksudkan sebagai salah satu bentuk persembahan Angkatan Udara untuk menjawab tantangan atas menurunnya kebiasaan membaca dan menulis akhir-akhir ini. Sebaliknya semakin maraknya program-program hiburan melalui tayangan televisi telah menyita sebagian besar waktu serta minat baca dan tulis pemirsanya, kata Kadispenau” (http://www.pelita.or.id/baca.php?id=26781). “Sebagaimana kita semua menyadari, bahwa budaya membaca masih belum merupakan suatu hal yang menjadi "kebutuhan" bagi bangsa kita pada umumnya dan prajurit TNI pada khususnya. Melalui perpustakaan yang dikelola dengan manajemen modern yang baik, diharapkan dapat meningkatkan minat "membaca" yang sangat bermanfaat dalam pengembangan diri, melalui wawasan dan akses informasi”
(http://www.tni.mil.id/news.php?q=dtl&id=3). Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera tahun 2009, Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Tulis (LKT). LKT bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan Keluarga Besar TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum.( http://www.tni.mil.id/news.php?id=113012006120882&q=dtl).

Dari pengamatan dan berita di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca di kalangan anggota TNI adalah rendah, dengan demikian kemungkinan besar di Seskoad pun minat membaca ini juga rendah.

Pemanfaatan Internet di Seskoad

Secara umum dapat dikatakan bahwa internet sangat bermanfaat dalam menunjang dan mendukung penyelenggaraan pendidikan yang modern. Aplikasi dalam bidang pendidikan yang umum dilaksanakan adalah menggunakan aplikasi e-Learning. Dengan menggunakan aplikasi ini maka pendidikan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dan lebih baik karena kendala ruang dan waktu menjadi tidak masalah lagi.

Di Seskoad pun infrastruktur internet sudah dibangun sejak beberapa tahun yang lalu dan sudah beroperasi, bahkan jaringan wireless pun sudah ada. Namun pemanfaatannya belum banyak, baru sekedar sebagai  sarana “memperkenalkan internet” kepada para anggotanya dan para siswanya. Secara konseptual pembangunan e-Learning di Seskoad sejauh pengetahuan penulis belum ada, karena untuk mampu membangun e-Learning mempersyaratkan adanya tenaga ahli di bidang pendidikan (di Seskoad pasti ada), database mengenai kajian strategis dari level strategis sampai dengan taktis (mestinya di Seskoad ada, namun penulis agak ragu), kemampuan pembangunan pengetahuan (knowledge building) dan pengelolaan pengetahuan (knowledge management). Dua kemampuan yang disebut terakhir ini rasanya belum dimiliki oleh Seskoad. Memang untuk dapat membangun pengetahuan dan mengelolanya memerlukan kemampuan khusus dan syaratnya mutlak didukung oleh minat membaca yang sangat tinggi. Dari fakta yang penulis kemukakan di atas, tampaknya karena kemungkinan minat membaca yang rendah di lingkungan Seskoad, rasanya untuk membangun e-Learning menjadi sesuatu yang agak berat, sebab memerlukan keahlian dalam mengelola pengetahuan. Kesimpulan sementara penulis ini ternyata didukung pula oleh pernyataan seorang penulis yang mengatakan: “...pudarnya etos membaca sebenarnya mengisyaratkan bencana (besar), yakni runtuhnya pengelolaan pengetahuan (knowledge management) dan pembangunan pengetahuan (knowledge building) masyarakat Indonesia. Padahal, dalam masyarakat dengan budaya dan etos membaca tinggi, internet justru mendukung pengelolaan dan pembangunan pengetahuan” (P. Ari Subagyo, Kompas 30 Mei 2009)

Bagaimana Sebaiknya Pemanfaatan Internet di Seskoad

Ada pertanyaan skeptis yang banyak ditanyakan oleh pejabat di lingkungan TNI yang cukup sulit dijawab, yaitu, apakah dengan internet bisa menjamin pendidikan lebih baik dan maju? Sementara dahulu Shakespeare bisa menulis dengan hebat, Verdi bisa menulis lagu dengan hebat, Jengis Khan juga jadi panglima hebat, dan Eisenhower juga menjadi jenderal hebat dan mereka semua tidak memerlukan internet. Memang, internet bukan merupakan satu-satunya sarana untuk memajukan pendidikan namun dengan memberikan akses internet setidaknya akses terhadap informasi yang mutakhir dari seluruh dunia akan dapat dilakukan dengan cepat dan yang pasti mempercepat penyelesaian tugas dengan lebih baik dan akurat, disamping mampu menghilangkan hambatan ruang dan waktu yang merupakan hal yang paling berharga bagi para gumil dan serdiknya.

Seperti penulis sebutkan pada awal tulisan ini, pemanfaatan internet mensyaratkan keberaksaraan digital (digital literacy) yang dalam dunia pendidikan secara umum dikenal sebagai literasi komputer (computer literacy). Dengan demikian, agar pemanfaatan internet di Seskoad dapat mencapai tujuan dengan baik untuk menuju pada aplikasi e-Learning yang harus diupayakan adalah: Pertama, para anggotanya setidaknya mempunyai kemampuan literasi komputer. (Untuk Literasi Komputer akan dibahas tersendiri dalam satu tulisan). Dengan anggotanya sudah memiliki kemampuan literasi komputer, maka pemanfaatan internet ini akan menjadi lebih baik, secara khusus hambatan mengoperasikan sudah tidak menjadi masalah lagi. Sehingga yang harus dilakukan oleh Seskoad adalah melakukan pembekalan mengenai literasi komputer kepada anggotanya maupun kepada para siswanya. Dengan demikian maka paling tidak, Seskoad seyogyanya memasukkan literasi komputer dalam kurikulumnya. (Memang selama ini Seskoad mempersyaratkan kepada pasisnya harus sudah mempunyai kemampuan komputer, namun apa yang menjadi ukuran kemampuan itu sampai sekarang juga tidak jelas. Bahkan di lingkungan TNI AD pun belum pernah ada tes literasi komputer, bahkan kalau ditanyakan ke bagian Infolahta pun jangan-jangan tidak tahu apa itu literasi komputer).

Berikutnya, pemanfaatan internet di Seskoad dapat digunakan untuk mendukung pembentukan pengetahuan (knowledge building) dan ini mempersyaratkan pengetahuan kemampuan di bidang strategi (yang pasti di Seskoad juga tidak banyak personelnya). Setelah itu, internet dapat digunakan sebagai penyusun “bank pengetahuan” (knowledge repository), yang untuk menyusunnya memerlukan pengetahuan yang cukup dalam bidang pengelolan pengetahuan (knowledge management) (di Seskoad penulis belum mengetahui apakah ada ahlinya atau tidak). Setelah kondisi itu terpenuhi, maka Seskoad siap untuk menyusun e-Learning yang benar yang bukan hanya sekedar menempelkan hanjar digital saja, tetapi benar-benar mengikuti manajemen pendidikan yang sesuai dengan proses bisnis yang selama ini berjalan di Seskoad.

Demikianlah saran pemanfaatan internet untuk dapat digunakan di lingkungan Seskoad khususnya untuk mendukung pendidikan dengn konsep e-Learning.

Semoga Bermanfaat

Budiman S. Pratomo

Pusinfolahta TNI

budiman@dephan.go.id

Baca selengkapnya . . .