31 Januari 2014

Dikreg Seskoad Virtual



Setiap tahun seribuan lebih Pamen TNI AD berbondong dan bergumul mengikuti Seleksi Seskoad, mereka berupaya mati-matian bahkan menggunakan segala macam cara agar lulus seleksi dan lolos mengikuti Pendidikan Seskoad. Beberapa faktor yang kelihatannya menjadi penyebab, diantaranya: Alokasi pendidikan yang tersedia bervariasi antara 200 – 250 siswa, sehingga setiap tahun selalu terjadi penumpukan peserta seleksi karena diperbolehkan mengikuti lebih dari 1 x seleksi (biasanya diberikan kesempatan 3-4 kali, tergantung kebijakan seleksi pada tahun tersebut). Faktor lainnya dan mungkin menjadi penyebab utama membludaknya peserta seleksi Seskoad adalah akibat Pendidikan Seskoad menjadi  semacam “ Garis Awal “ kelancaran karier para perwira di Angkatan Darat. Tanpa ijazah Seskoad, jangan harap bisa menduduki jabatan bergengsi seperti Danyon, Dandim, Danbrig, Danrem apalagi meraih bintang dipundak  dan inilah orientasi yang memenuhi benak banyak perwira selama ini mengapa mereka mati-matian harus mengikuti pendidikan Seskoad. Sementara substansi pendidikan Seskoad untuk meningkatkan kemampuan kognitif para perwira dari level Applying menuju level Analyzing dan kemampuan afektif dari level Responding menuju level Valuing, termasuk kemampuan Psycho-motorik dalam hal berpikir, berbicara dan menulis menuju level Naturalization nampaknya bukan menjadi alasan terpenting, bahkan saya khawatir sebagian besar peserta seleksi justru tidak mengerti hal ini. Sehingga tidaklah mengherankan bila banyak siswa Seskoad yang menganggap pendidikan Seskoad lebih sebagai ajang membangun dan meluaskan jaringan pertemanan dibandingkan meningkatkan kemampuan diri baik kemampuan kognitif, afektif maupun psycho-motorik. Jadi janganlah kaget apabila ada lulusan Seskoad mengalami kesulitan melakukan analisa secara benar ataupun membuat apa yang mereka kerjakan berorientasi/menjunjung nilai, ataupun dalam menulis masih mengandalkan contoh (Imitation – yang merupakan level terendah aspek Psycho-motorik), dalam berpikir belum bisa berpikir secara integral dan holistik, ketika berbicara tidak disertai argumen yang didukung data dan fakta yang memadai.

Pimpinan Angkatan Darat baru-baru ini mencanangkan “Transformasi Angkatan Darat “, walaupun banyak yang masih kebingungan (terutama yang bertugas di daerah) berkaitan dengan program Transformasi ini. Pimpinan Angkatan Darat tentunya melalui pengamatan holistik dengan pertimbangan yang matang dan terukur memandang perlu Angkatan Darat harus melakukan Transformasi. Kalau saya tidak salah, Angkatan Bersenjata Singapura juga telah sukses melakukan Transformasi dari Generasi Ketiga menjadi Generasi Keempat sesuai dengan parameter yang mereka telah tentukan untuk tiap Generasi. Dalam tulisan ini, saya tidak hendak membahas tentang transformasi secara spesifik, namun saya sebagai perwira yang telah memilih jalan hidup sebagai prajurit TNI AD, ingin turut berperan aktif dalam program ini dengan menawarkan Dikreg Seskoad Virtual sebagai bagian dari program Transformasi Angkatan Darat.
Sebagaimana kita ketahui, kehidupan manusia termasuk kita sebagai tentara sangat dipengaruhi oleh dimensi ruang dan dimensi waktu. Bila kita kombinasikan kedua dimensi tersebut, maka seluruh aktifitas kita dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok/kwadran, yaitu: Ruang dan Waktu sama (Kwadran I), contohnya: mengajar di kelas, ngobrol dengan teman di warung kopi; Ruang beda Waktu sama (Kwadran II), contohnya: Menelepon istri, Teleconfrence Panglima dengan para Danremnya; Ruang sama Waktu beda (Kwadran III), contohnya: tulis pesan di papan pengumuman; dan Ruang dan Waktu beda (Kwadran IV), contohnya: membuat tulisan bersama secara online collaboration, online learning. Berkenaan dengan masalah waktu, saya ingin menyampaikan pandangan salah satu orang paling kaya dan paling terkenal di kolong langit ini, yaitu Bill Gates. Dia mengatakan kira-kira begini: era tahun 80 an merupakan era kualitas, era tahun 90 an merupakan era reengineering, dan era tahun 2000 merupakan era kecepatan. Tentunya ini tidak dapat dilepaskan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komputer yang teramat pesat semenjak tahun 90 an terutama ditahun 2000 an, jadi tidaklah mengherankan bila sebuah kejadian dapat langsung menyebar beritanya ke seluruh penjuru dunia hanya dalam hitungan detik saja. Berkenaan dengan dimensi ruang dan waktu serta era kecepatan yang digambarkan diatas, agar Angkatan Darat tidak ditinggalkan oleh zaman maka harus meningkatkan aktifitas di kwadran IV (Ruang beda Waktu beda), yang salah satunya adalah model yang hendak saya tawarkan: Dikreg Seskoad Virtual.
Pemikiran tentang Dikreg Seskoad Virtual ini telah terlintas dibenak saya sejak lama, tepatnya sejak tahun 2006 saat saya dipercaya untuk menjadi Dosen di Seskoad. Namun saya pikir saat itu, pasti akan mendapat resistansi bila saya sampaikan ke lembaga. Kemudian, pada saat mengikuti kuliah Hubungan Internasional di Unpad  sekitar tahun 2008, saya pernah menyarankan kepada Ketua Jurusan agar Unpad juga membuka kelas online/virtual sehingga interaksi antara Dosen dan Mahasiswa dapat dilakukan setiap saat tanpa harus terikat ruang dan waktu, sehingga mahasiswa ekstensi semacam saya bisa lebih intens lagi dalam berinteraksi. Ide ini disambut dengan baik, namun sayangnya Universitas belum bisa merespons karena berbagai hal termasuk kemampuan Dosen yang belum merata dalam penguasaan teknologi komputer dan IT, sama halnya dengan kondisi di Seskoad. Pada tahun 2010, Angkatan Darat kembali menerapkan sistem Korespondensi dan saya pikir merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk menyampaikan ide pendidikan virtual yang telah lama tersimpan dibenak saya. Dalam sebuah kesempatan, saya menyampaikan kepada Danseskoad (Mayjen Bambang Suranto) dan beliau menyambut sangat baik ide tersebut, demikian halnya dengan Wadanseskoad (Brigjen Husein Malik). Saya sudah menyampaikan bahwa tidak perlu harus menyiapkan sistemnya, cukup menggunakan Blog dan Facebook dulu yang bisa dipelajari dan dilatihkan secara cepat kepada para Dosen untuk langkah percobaan. Namun dengan berat hati Danseskoad belum bisa memberi keputusan, akhirnya saya meminta ijin Danseskoad untuk melakukan uji coba metode tersebut dalam materi yang diberikan kepada saya, Pengantar Filsafat dan beliau mengijinkan. Sebagaimana yang pernah saya sampaikan kepada Danseskoad bahwa persoalan utama metode korespondensi adalah interaksi antara Dosen dan Siswa, dan prediksi saya memang terbukti. Sebagian dosen berinteraksi melalui telepon hanya saat menyampaikan berita remedial/her kepada Siswa, ada juga yang berinteraksi menggunakan email. Interaksi yang sangat-sangat minim untuk level pendidikan setingkat Seskoad, karena interaksi sangat-sangat terbatas dan itupun baru interaksi 2 arah antara Dosen-Siswa, belum bisa 3 arah yaitu Dosen-Siswa-Siswa.
Agar tidak keliru memahami, Dikreg Seskoad Virtual merupakan bagian dari Dikreg Seskoad secara keseluruhan. Untuk kegiatan Aplikasi Taktik dan Dinas Staf, Geladi Posko, PKB Juang, Survey Sosial, Seminar dilaksanakan secara on-campus, sementara materi lainnya dilaksanakan secara off-campus (Virtual). Dengan demikian dalam kegiatan off-campus tetap dilaksanakan sebagaimana biasa kegiatan yang dilaksanakan secara on-campus, seperti: penyampaian materi dari dosen, tanya-jawab, pembuatan tugas dan kegiatan diskusi. Kegiatan on-campus dilaksanakan antara 3 s/d 4 bulan dan kegiatan off-campus dilaksanakan 6 s/d 7 bulan, dengan demikian Dikreg Seskoad dapat diselenggarakan 2 s/d 3 gelombang dalam satu tahun dengan siswa pergelombang lebih kurang 200 orang. Hal ini tentunya akan semakin meningkatkan kualitas perwira menengah TNI AD karena semakin banyak yang mengenyam pendidikan Seskoad. Dihadapkan dengan Pembinaan Karier Perwira, jangan lagi persyaratannya telah memiliki ijazah Seskoad, tetapi ijazah Seskoad dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang dipersyaratkan. Misal: untuk menjabat Danyon, IPK mimimalnya 3; untuk menjabat Danbrig, IPK minimal 3,2 dengan demikian tidak semua perwira Satpur/Banpur bisa menjadi Danyon, dan tidak setiap Danyon bisa menjadi Danbrig, jadi secara alamiah organisasi sudah bisa melakukan seleksi karier. Angkatan Darat sesuai kompetensinya akan menentukan kebijakan bersifat strategis tentang penerapannya, tinggal mengatur saja. Akan banyak keuntungan dengan sistem semacam ini, antara lain: tidak terjadi lagi pengkotak-kotakan antar lulusan Seskoad dan bukan lulusan Seskoad yang justru membuat organisasi menjauh dari visi solid nya, pembinaan karier Perwira lebih mengedepankan kompetensi dan keadilan (meritokrasi).
Dengan kemajuan teknologi saat ini, paradigma pendidikan sebenarnya telah bergeser dari Lecturer Oriented menjadi Student Oriented, artinya peran Guru/Dosen lebih sebagai fasilitator dan bukan lagi sumber ilmu. Sebagai fasilitator tugas Dosen sebenarnya lebih berat, karena Siswa memperoleh ilmu dari berbagai sumber dan semua itu harus bisa dirangkul oleh Dosen sebagai fasilitator. Agar Dosen tidak keblinger sendiri, interaksi tidak lagi hanya antara Dosen-Siswa saja, melainkan Dosen-Siswa-Siswa. Berikut ini saya coba gambarkan interaksi Dosen-Siswa-Siswa, meliputi: Penyampaian Materi, Tanya Jawab, Penugasan Akademik dan Diskusi yang dilaksanakan secara off-campus. Dosen menyampaikan materi sebagaimana yang biasa diberikan di kelas besar Seskoad, ada dosennya… ada slide nya .. (sumber: www.videoaidedinstruction.com) …

Video Pelajaran


Siswa bisa mengulang-ulang materi yang disampaikan sesuai kemauan siswa, tanpa harus terikat ruang dan waktu. Kalau dilaksanakan secara on-campus, dosen hanya menyampaikan materi sekali saja, sementara secara off-campus dengan teknologi virtual materi bisa diputar berulang kali sampai siswa mengerti … bisa sambil tiduran … enak kan? Dibanding kalau di kelas besar sering menerima materinya sampai ketiduran (just joke). Untuk sesi tanya jawab dan penugasan akademik, Dosen menyampaikan melalui Blog (http://seskoad2seskoad.blogspot.com)sebagaimana contoh berikut  yang saya lakukan
Arahan 1 Dosen Mekanisme Pengerjaan Soal



saat korespondensi Dikreg 48. Dosen bisa memberikan penjelasan bila ada siswa yang belum paham, dan enaknya seluruh siswa juga bisa sekaligus menerima penjelasan, coba bayangkan bila interaksi semacam ini hanya mengandalkan telepon … berapa biaya untuk pulsanya, berapa banyak waktu terbuang dan bisa jadi banyak dosen akan menderita kanker otak akibat terlalu sering menerima radiasi gelombang elektromagnet dari handphone. Pertanyaan siswa juga bisa diketahui siswa lainnya, jadi tidak perlu dosen berulang menjelaskan hal yang sama ataupun siswa berulang menanyakan pertanyaan yang sama. Blog juga bisa digunakan oleh Dosen untuk memberikan penugasan akademik, dan melakukan interaksi berkaitan dengan penugasan seandainya siswa menghendaki penjelasan. Selanjutnya untuk diskusi, bila menghendaki ruang diskusi secara terbatas/rahasia yang hanya diikuti oleh peserta tertentu saja bisa menggunakan fasilitas group yang ada di Facebook. Berikut ini contoh ruang diskusi Seskoad Korespondensi yang saya gunakan pada Dikreg 48 .. ( https://www.facebook.com/groups/255770005492/?fref=ts ) …
 Diskusi Persoalan No.3



 saat itu bertepatan Dosennya Prof. Juharya sedang tugas ke Afrika Selatan, lalu Prof. Juharya memberikan 4 persoalan kepada para siswa. Agar para siswa lebih mengerti lagi, saya kembangkan dengan metode: Jawab – Dukung – Kritik, sehingga setiap persoalan siswa menjawab persoalan, kemudian mendukung jawaban salah satu siswa dan mengkritik jawaban salah satu siswa. Hasilnya sangat luar biasa, yang tadinya dalam setiap konseling terdahulu minta materi Pengantar Filsafat dihapuskan saja karena tidak ada manfaatnya, menjadi minta ditambah jam karena sangat besar manfaatnya terutama bagi pemimpin. Berkenaan dengan tugas akhir pendidikan, juga dapat dikerjakan secara off-campus dan pengujian secara on-campuss (model kombinasi). Nanti para Dosen bisa menggunakan fasilitas online collaboration yang aga di Google ataupun lainnya untuk pembimbingan. Dan sebaiknya, karya siswa Seskoad jangan lagi seputar Upaya atau Optimalisasi, tetapi sudah menjurus kegiatan riset dalam rangka problem solving.
Kira-kira demikian gambaran secara singkat tentang Dikreg Seskoad Virtual, mudah mudahan bisa bermanfaat bagi Angkatan Darat.

Heri Marjaga Siagian
Pamen Kodam XVII/Cenderawasih
Baca selengkapnya . . .