21 Februari 2010

Memahami Pembuatan Karmil Dalam Rangka Seleksi Seskoad

     Pada tulisan sebelumnya saya telah membahas bagaimana tentang pembuatan Karmil saat ujian seleksi Seskoad. Namun tulisan terdahulu rupanya masih agak sulit dipahami, sehingga saya harus menjelaskan dengan bahasa sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh para calon siswa Seskoad.

     Ujian Karmil tahun ini masih tetap seperti tahun lalu, dimana judul sudah diberikan. Oleh karenanya setiap calon siswa harus dapat menyesuaikan dengan apapun judul yang diberikan.
     Saya masih sering didatangi para perwira yang akan mengikuti seleksi Seskoad, sambil membawa Karmil untuk dikoreksi. Saya menganjurkan agar perwira tidak perlu menyiapkan Karmil, namun yang perlu disiapkan adalah bagaimana berlatih membuat: Pendahuluan, Latar Belakang Pemikiran, Kondisi Awal, Faktor Berpengaruh, Kondisi Akhir dan Penutup. Saya menyarankan untuk memilih judul yang pernah dialami dalam bertugas sehingga perwira memiliki memori yang akan sangat membantu proses penuangan yang ada dibenak kedalam tulisan.
     Tentang judul hampir dapat dipastikan bahwa judul yang diberikan memiliki 2 variabel (makro dan mikro). Judul yang diberikan juga berkisar pada Upaya Meningkatkan Bla Bla Bla dan Optimalisasi Bla Bla Bla. Apakah ada perbedaan antara OPTIMALISASI dan UPAYA MENINGKATKAN ? Untuk mudahnya saya akan menjelaskan melalui suatu analogi sehingga mudah dipahami dimana letak perbedaan antara keduanya.
  • Saya memiliki sebuah mobil Toyota Avanza keluaran tahun 2005. Pada saat baru, kecepatannya dapat mencapai 130 km/jam. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sekarang kecepatan paling tinggi yang dapat dicapai hanyalah 90 km/jam.
  • Apabila saya ingin mengoptimalkan kecepatan kendaraan maka saya akan melakukan berbagai cara agar kecepatannya dapat mencapai kecepatan standar ketika mobil tersebut keluar dari pabrik yaitu 130 km/jam. Atau minimal mendekati kecepatan 130 km/jam, misalnya menjadi 127 km/jam.
  • Sedangkan upaya meningkatkan ada dua kemungkinan, pertama melebihi kecepatan yang dapat dicapai saat ini, misalnya dari 90 km/jam di utak-utik menjadi 95 km/jam (meningkat 5 km/jam) atau kemungkinan kedua meningkatkan kecepatan melebihi standar pabrik, misalkan menjadi 160 km/jam. Tentu cara yang dilakukan berbeda antara meningkatkan menjadi 95 km/jam dan menjadi 160 km/jam.
     Terkadang saya sering bingung juga apabila ada judul, misalkan: Optimalisasi Kemampuan Komunikasi Sosial Babinsa Dalam Rangka Mempersempit Ruang Gerak Terorisme Di Wilayah Tugas. Kebingungan saya adalah: Apakah ada standar Kemampuan Komsos Babinsa, kalau ada berarti kita bisa menggunakan Optimalisasi, tetapi kalau tidak ada standar sebaiknya menggunakan Upaya Meningkatkan, sehingga judul tersebut sebaiknya: Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Sosial Babinsa Dalam Rangka Mempersempit Ruang Gerak Terorisme di Wilayah Tugas.
     Sebelum kita melanjutkan pembahasan, ada baiknya perwira calon siswa mengetahui hal-hal apa saja yang dinilai termasuk bobotnya. Tabel di bawah ini hanya sekedar perkiraan, namun kira-kira tidak jauh berbeda pada setiap pelaksanaan seleksi. Apa dan bagaimana supaya Karmil yang dibuat memenuhi unsur unsur yang akan dinilai, akan saya informasikan dalam pembahasan.

Tabel 1. BOBOT NILAI KARMIL
NO
ASPEK PENILAIAN
BOBOT
%
A
TEKNIK PENULISAN
± 15
- Judul
- Pendahuluan :
- Inti Tulisan
- Penutup
B
KELENGKAPAN
± 5
- Tata tulis & Minu
- Kelengkapan Naskah
C
KUALITAS KARMIL
± 80
- Judul
- Hubungan Antar Bab
- Inti Tulisan (Bab I s/d VII)
- Alur Pikir / Pola Pikir

UNTUK DIPERHATIKAN !!
  • Karmil yang dibuat perwira dalam ujian adalah Karmil Pemecahan Masalah, dengan demikian perwira perlu memahami apa yang dimaksud dengan masalah. Apa juga yang dimaksud dengan persoalan ?
  • Sederhananya, masalah adalah penyimpangan/deviasi antara realita dan harapan. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar masalah yang terjadi.
  • Persoalan bagian (anak) dari masalah, persoalan juga bisa sebagai masalah atau masalah sebagai persoalan. Kapan masalah jadi persoalan dan kapan persoalan jadi masalah sangat tergantung pada strata pembahasan, misalnya:
    • Banjir tahunan adalah masalah bagi kota Jakarta, persoalannya adalah: Adanya pemanfaatan lahan yang tidak semestinya di daerah Puncak; Banyak penduduk Jakarta tinggal di bantaran sungai; Pembangunan yang kurang mempertimbangkan areal resapan air; dsb.
    • Pemanfaatan lahan yang tidak semestinya merupakan persoalan bagi Pemda DKI, tetapi menjadi masalah bagi Pemda Bogor.
  • Dalam penulisan Karmil, masalah terdapat pada variabel makro (tetap), sedangkan persoalan yang akan dipecahkan ada pada variabel mikro(tidak tetap). Dalam Karmil ujian seleksi yang dibahas secara rinci adalah variabel mikro, bukan variabel makro. Penguraian variabel makro hanya untuk mengantarkan pembahasan pada variabel mikro. Sederhananya, apabila persoalan-persoalan dapat diatasi maka masalah otomatis dapat diatasi.
  • Dalam Karmil sering kita menemukan tujuan dan sasaran. Pada dasarnya tujuan adalah untuk menjawab permasalahan, sedangkan sasaran adalah untuk menjawab persoalan. Namun dalam penulisan sangat sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak berkaitan dengan masalah yang dihadapi, demikian juga dengan sasaran sering tidak berkaitan dengan persoalan yang akan ditangani.
Tentang Judul.
     Agar memenuhi persyaratan dalam teknik penulisan, judul harus dibuat dengan HURUP BESAR tanpa diakhiri titik dan diberi garis bawah, contoh:
UPAYA MENINGKATKAN PERFORMA TOYOTA AVANSA
DALAM RANGKA MENGHADAPI LOMBA DRAG RACE
KELAS 1300 CC
     Judul harus sesuai dengan judul Karmil yang disiapkan dalam ujian. Upayakan judul yang dituliskan tidak berkurang satu hurup pun dari pilihan judul yang diberikan.  
     Dalam contoh judul yang diberikan di atas, variabel makro adalah: Dalam Rangka Menghadapi Lomba Drag Race Kelas 1300 cc. Variabel mikro adalah: Upaya Meningkatkan Performa Toyota Avansa.
     Permasalahannya: “ Toyota Avansa yang dimiliki tidak memadai untuk mengikuti lomba”. Lomba drag race sangat tergantung pada faktor kecepatan dan akselerasi. Kecepatan dan akselerasi yang ada sekarang masih sesuai standar pabrik yang peruntukannya bukan untuk perlombaan, dengan demikian apabila ferforma tidak ditingkatkan, kendaraan tidak memadai dalam menghadapi lomba drag race.
     Persoalannya: “ Setting kecepatan dan akselerasi kendaraan masih standar pabrik ”. Kendaraan yang dibuat pabrik untuk digunakan sehari hari berbeda dengan yang diperuntukkan untuk lomba.
       Berawal dari judul, perwira harus sudah dapat melihat apa permasalahan dan apa persoalan. Selanjutnya dari permasalahan dan persolalan perwira harus sudah memiliki gambaran/bayangan bagaimana menjawab/menanganinya. Bertolak dari sini, perwira seharusnya sudah memiliki gambaran tentang isi tulisan/apa yang akan ditulis.

Pendahuluan.
     Bab pendahuluan meliputi: Umum; Maksud dan Tujuan; Ruang Lingkup dan Tata Urut; Metode dan Pendekatan; dan Pengertian-pengertian. Upayakan seluruh unsur dari pendahuluan harus ada, karena bila tidak ada maka akan diberi nilai nol bagi unsur yang tidak ada.
     Pasal Umum. Penentuan berapa poin yang akan dimuat dalam pasal umum sebaiknya disesuaikan dengan jumlah variabel dalam judul. Karena ujian Karmil biasanya memuat dua variabel, maka sebaiknya terdapat 2+1 poin dalam pasal umum. Poin “a” menguraikan secara ringkas tentang variabel makro. Tuangkan latar belakang dan substansi masalah. Poin “b” menguraikan secara ringkas tentang variabel mikro. Deskripsikan persoalan persoalan yang menjadi bagian masalah. Pada poin “c” berisi penekanan pentingnya masalah diselesaikan, terkadang dapat juga ditambahkan harapan penulis.
Contoh Pasal Umum:
a.   Lomba Drag Race merupakan lomba tahunan IMI (Ikatan Motor Indonesia) yang digelar secara bergilir di lima kota besar Indonesia. Ada beberapa kelas yang dilombakan, salah satunya adalah kelas 1300 cc. Peserta diberikan kebebasan untuk memilih 3 jenis  kendaraan setiap kelas, yaitu: Minibus, Jeep dan Sedan. Lomba tahun ini akan dilaksanakan di kota Bandung, saya memutuskan tetap turun di kelas 1300 cc. Namun tahun ini saya saya akan menggunakan kendaraan minibus, bukan sedan seperti yang selama ini saya gunakan. Pertimbangan saya untuk menggunakan mobil minibus adalah karena Toyota Avanza. Toyota Avanza memiliki bobot yang jauh lebih ringan bila dibandingkan sedan maupun jeep pada kelas yang sama.  Faktor bobot kendaraan merupakan faktor penting dalam lomba Drag Race, karena dengan bobot yang ringan kendaraan dapat melaju lebih cepat. Namun sekalipun memiliki keunggulan dari segi bobot, Toyota Avanza belum memadai untuk ikut dalam perlombaan karena ferforma kendaraan diperuntukkan untuk keperluan sehari hari, bukan untuk perlombaan.
b.    Ferforma yang dibutuhkan untuk menghadapi perlombaan terutama pada aspek kecepatan dan akselerasi. Kecepatan maksimal yang direkomendasi pabrik untuk setiap Toyota Avanza 1300 cc adalah 130 km/jam. Rekomendasi ini terutama atas pertimbangan faktor keamanan, sehingga kecepatan dibatasi tidak dapat melebihi kecepatan yang direkomendasikan pabrik. Lomba Drag Race dilaksanakan pada lintasan lurus sehingga faktor keamanan tidak menjadi hal yang urgen, dengan demikian kecepatan Toyota Avanza dapat ditingkatkan melebihi kecepatan yang direkomendasikan pabrik. Akselerasi menjadi faktor yang sangat menentukan dalam perlombaan Drag Race yang menempuh lintasan lurus dengan jarak yang sangat pendek. Semakin tinggi akselerasi maka semakin cepat kendaraan mencapai kecepatan maksimum. Sekalipun kendaraan memiliki kecepatan maksimum yang tinggi, namun apabila tidak didukung akselerasi yang tinggi, kendaraan akan tertinggal oleh kendaraan yang kecepatan maksimumnya lebih rendah namun memiliki akselerasi yang lebih tinggi, mengingat lomba Drag Race hitungan waktunya berkisaran hitungan detik.
c.     Meningkatkan ferforma Toyota Avanza yang akan saya gunakan dalam perlombaan merupakan hal yang sangat penting. Tanpa ferforma yang memadai, saya hanya akan menuai kekecewaan dan perasaan malu. Mudah-mudahan upaya meningkatkan ferforma Toyota Avanza ini dapat mengantarkan saya ketangga juara.
         Kelemahan yang sering terjadi:
    • Dalam menguraikan poin “a” sering penarikan latar belakang terlalu jauh sehingga tidak fokus pada variabel makro. Misalkan dalam contoh di atas diawali dengan “ Era globalisasi . . . . “.
    • Permasalahan dan persoalan tidak tergambar secara jelas/ bahkan tidak tergambar sama sekali.
     Pasal Maksud dan Tujuan. Pada hakekatnya penuangan maksud dan tujuan sangat berkaitan dengan sifat tulisan. Mengingat Karmil ujian Seskoad bersifat problem solving/pemecahan masalah maka tujuannya berkaitan dengan solusi. Maksud disini adalah maksud penulis, apa yang memotivasi/mendorong penulis untuk menulis. Tujuan berkaitan dengan sifat tulisan, apa yang dikehendaki penulis melalui tulisan yang dibuat.
Contoh Pasal Maksud dan Tujuan:
a.  Maksud. Menguraikan permasalahan fermorma Toyota Avanza aspek kecepatan dan akselerasi dan langkah-langkah peningkatannya.
Tujuan. Mendapatkan performa Toyota Avanza yang memadai untuk lomba Drag Race kelas 1300 cc.
Bersambung . . . . .
Baca selengkapnya . . .

15 Februari 2010

Teknik Menjawab Persoalan Pengantar Filsafat

     Saya telah melihat beberapa pendapat/tanggapan Pasis dalam ruang “Seskoad Korespondensi”, kelemahan mendasar adalah dalam MENYAMPAIKAN ARGUMEN. Ada beberapa tipe pendapat/tanggapan yang saya amati:

  1. Pasis menyampaikan teori/pendapat orang lain (referensi) panjang lebar tapi tidak memberikan argumen (yang berasal dari pasis).
  2. Pasis memberikan pendapat/tanggapan dan merasa sudah memberikan argumen.

     Sederhananya, ber-argumen adalah ber-logika. Mari kita lihat logika sederhana dibawah ini:

  • Makanan yang tidak higienis dapat mengakibatkan sakit perut.
  • Amir sering memakan makanan yang tidak higienis.
  • Amir sering sakit perut.
    • Ketika kita mendapatkan Amir sakit dibagian perut, kita dapat menyimpulkan Amir sakit perut (pendapat/tanggapan). Argumennya karena Amir sering memakan makanan yang tidak higienis, yang menurut teori kesehatan bahwa memakan makanan yang tidak higienis dapat  mengakibatkan sakit perut (mendukung/memperkuat argumen).

Argumen yang digambarkan diatas hanya sebagai contoh yang sangat sederhana sifatnya namun mudah-mudahan dapat memberikan gambaran bagaimana memberikan sebuah argumen.

     Berikut ini saya akan coba berikan gambaran bagaimana memberikan argumen yang agak lebih tinggi grade nya . . . . (Bersambung)

Baca selengkapnya . . .