15 Februari 2010

Teknik Menjawab Persoalan Pengantar Filsafat

     Saya telah melihat beberapa pendapat/tanggapan Pasis dalam ruang “Seskoad Korespondensi”, kelemahan mendasar adalah dalam MENYAMPAIKAN ARGUMEN. Ada beberapa tipe pendapat/tanggapan yang saya amati:

  1. Pasis menyampaikan teori/pendapat orang lain (referensi) panjang lebar tapi tidak memberikan argumen (yang berasal dari pasis).
  2. Pasis memberikan pendapat/tanggapan dan merasa sudah memberikan argumen.

     Sederhananya, ber-argumen adalah ber-logika. Mari kita lihat logika sederhana dibawah ini:

  • Makanan yang tidak higienis dapat mengakibatkan sakit perut.
  • Amir sering memakan makanan yang tidak higienis.
  • Amir sering sakit perut.
    • Ketika kita mendapatkan Amir sakit dibagian perut, kita dapat menyimpulkan Amir sakit perut (pendapat/tanggapan). Argumennya karena Amir sering memakan makanan yang tidak higienis, yang menurut teori kesehatan bahwa memakan makanan yang tidak higienis dapat  mengakibatkan sakit perut (mendukung/memperkuat argumen).

Argumen yang digambarkan diatas hanya sebagai contoh yang sangat sederhana sifatnya namun mudah-mudahan dapat memberikan gambaran bagaimana memberikan sebuah argumen.

     Berikut ini saya akan coba berikan gambaran bagaimana memberikan argumen yang agak lebih tinggi grade nya . . . . (Bersambung)

7 komentar:

  1. saya sependapat dengan hal ini karena argumen yang menggunakan logika dalam kehidupan berorganisasi sangat penting agar permasalahan mendapat solusi dengan tepat

    BalasHapus
  2. edi saputra/I/48005.
    sangat setuju sekali dengan pengamatan terhadap jawaban Pasis, semoga bermanfaat bagi kami sebagai bahan koreksi dan evaluasi.

    BalasHapus
  3. mj.malik/48136/
    menurut pendapat saya berfilsafat itu seperti tantangan bagaimana kita dapat menemukan halikat dan kebenaran sejati dari kemampuan olah rasa dan karsa kita
    Jadi kita tidak perlu mengikuti alur pikir orang lain, apabila sama itu hanya kebetulan

    BalasHapus
  4. Selamat siang salam sejahtera selalu..
    Ramses Malau nosis 48007 sindikat 1

    Saat ini saya akan memberikan tanggapan apa yang dimaksud dengan Filsafat,

    Walaupun sebenarnya arti Filsafat bagi saya adalah suatu misteri yang tidak ada putusnya. ,mengapa dikatakan tidak ada putusnya atau selalu berkesinambungan ? Dari beberapa buku yang saya baca, mulai dari permasalahan kehidupan secara umum, kehidupan secara pribadi dan bagaimana menciptakan suatu hubungan antara pribadi dan pribadi serta pribadi dengan lingkungannya antara lain buku penghantar pelajaran Filsafat sebagai dasar, buku the miracle of motivasion (terjemahan), buku Anda adalah apa yang anda pikirkan dan Don't sweat the small stuff in love. Dari beberapa buku tersebut banyak kalimat-kalimat dengan menggunakan istilah-istilah dalam menyampaikan tujuannya,jika kita hanya membaca 'selewat mata' maka pada akhir kalimat terjadi kebinggungan yang akhirnya muncul pertanyaan "maksudnya tulisan ini mengarah kemana sih...? " atau "apa yang diharapkan penulis buku ini terhadap pembaca..?"

    Dalam penjawaban yang muncul dalam pikiran atau benak kita, perlu ada suatu hal yang membuat rasa penasaran serta ketertarikan dari permasalan yang muncul melalui pikiran kita dikaitkan dengan perkembangan situasi serta kondisi yang berkembang dalam tulisan tersebut. Jika pada saat itu muncul rasa penasaran untuk mengartikan apa yang terkandung didalam rangkaian kata tersebut, maka berawal dari tahap ini akan menjadi suatu hal yang baik bagi sipembaca.

    Dengan demikian tujuan dalam rangka membuka wawasan dari sipembaca(terhadap rangkaian kata-kata) perlu adanya suatu gambaran awal yang dapat menyentuh pemikiran serta perasaan sipembaca sehingga apa yang diartikan/terkandung maksud tujuan dari rangkaian kata-kata tersebut, dapat membantu dengan mudah diterjemahkan, sehingga harapan sipenulis dapat diterapkan/ mempengaruhi dalam kehidupan serta cara berfikir bagi sipembaca.

    Demikian tanggapan bagaimana cara untuk dapat mempermudah dalam mengatikan apa yang terkandung dalam suatu tulisan atau penyampaian Filsafat, karena tidak semua pribadi dapat dengan mudah mengartikan apa yang terkandung dalam suatu tulisan atau penyampaian.

    Dari apa yang saya tuliskan ini masih banyak kekurangan diharapakan rekan-rekan pembaca dapat kiranya memberikan masukan untuk menambah wawasan pemikiran kedepan mengenai Filsafat.

    Salam sejahtera bagi kita semua. Salam.

    BalasHapus
  5. Tanggapan yang bagus. Filsafat itu start dari OTAK timbul PENGETAHUAN dan berujung di FILSAFAT. Kebenaran yang diperoleh melalui filsafat masih bersifat spekulatif, bisa benar bisa juga tidak. Selain otak manusia juga memiliki hati. Hati dan otak adalah pengendali dalam manusia. Idealnya hati adalah pengendali utama manusia, namun kebanyakan yang menjadi pengendali utama adalah otak.
    HATI (bukan lever-tetapi hati non fisik) menghasilkan KESADARAN yang berujung pada HIKMAT. Kebenaran dalam hikmat adalah KEBENARAN SEJATI. Orang yang telah mencapai tingkat filosofis baru akan masuk gerbang KESADARAN yang akan menuntun memperoleh HIKMAT. Tetapi perjalanan itu masih sangat panjang. Pada awal PENGETAHUAN manusia masih disibukkan dengan benar-salah; surga-neraka; baik-jahat; dsb. Ketika sampai pada filsafat batas antara benar-salah; surga-neraka; baik-jahat sudah sedemikian tidak kentara (walaupun) masih ada. Namun begitu memasuki HIKMAT tidak ada lagi benar-salah; surga-neraka; baik-jahat. Namun demikian PENGERTIAN tentang segala RAHASIA ini akan diperoleh dengan prinsip KEADILAN. Tuhan mengijinkan kita memperoleh pengertian sesuai dengan kesiapan kita. Tuhan tidak akan mengijinkan pengertian diluar kemampuan kita. Ibarat seorang anak SD tahunya 1+1=2, untuk anak SMA kita bisa tingkatkan pengertian bahwa 1+1=10 (bilangan basis 2). Bayangkan kalau itu kita sampaikan kepada anak SD, kita akan dikatakan menyampaikan KEBOHONGAN BESAR. Itulah keadilan yang dimaksud.
    Melalui filsafat anda selangkah menuju gerbang kesadaran yang apabila tiba waktunya sampai kepada HIKMAT. Memperoleh hikmat, merupakan anugerah terbesar bagi manusia.

    BalasHapus
  6. taufiq zega nosis 48106
    setuju dengan pendapat tersebut, Jadi menurut saya filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

    BalasHapus
  7. Hery Christiantoro/48013/I

    Salam sejahtera untuk kita semua,
    Menanggapi pernyataan dari Pasis Ramses Malau, bahwasanya memang benar apa yang disampaikan, manusia sebagai insan yang bernaluri dan berfikiran selalu akan mencoba membayangkan dan memikirkan tentang apa yang akan dikerjakan dihadapkan dengan persoalan yang akan dihadapi, bahkan akan meraba kira-kira apa yang harus dikerjakan, selanjutnya mencoba menyusun dan merangkaikan secara kronologi tentang apa yang akan dikerjakan dan ditaati sebagai pedoman langkah kerja bagi yang besangkutan dari mulai fase awal sampai akhir sampai tuntas apa yang dia kerjakan. Hal ini menunjukkan peran otak berfikir, membayangkan bahkan mnyusun dan merangkaikan bagimana untuk selanjutnya, yang juga tidak terlepas dari hati yang bisa melegalisasi "ya" atau "tidak" untuk memulai. Artinya antara otak dan hati saling berkaitan dalam lngkah tersebut, walaupun otak bicara secara teknis bisa pabila hati tidak sependapat tidak akan terlaksana, demikian sebaliknya. Dengan pelaksanaan sesuai kronologi tadi akan segera terselesaikan apa yang harus dikerjakan dan paling tidak sangat mendekati kebenaran menurut pemikiran atau langkah yang bersangkutan, hal ini akan menjadi lebih sempurna apabila dapat terkolaborasi dengan pemikiran insan yang lain dipadukan akan lebih yakin dan pasti dalam mendekati kebenaran karena timbul bukan dari satu pemikirandan disetujui juga oleh bukan satu pemikiran.
    Dengan demikian saya saya sanga sependapat dengan pernyatan Dosen yang menyatakan bahwa pendekatan Filsafat itu start dari OTAK timbul PENGETAHUAN dan berujung di FILSAFAT. Kebenaran yang diperoleh melalui filsafat masih bersifat spekulatif dari pemikiran sesorang, bisa benar bisa juga tidak. Selain otak manusia juga memiliki hati. Hati dan otak adalah pengendali dalam manusia. Idealnya hati adalah pengendali utama manusia, namun kebanyakan yang menjadi pengendali utama adalah otak.
    Demikian tanggapan dari saya, semoga dapat memberikan masukan, dan mohon doa restu semoga Yang maha KUasa selalu memberikan kesehatan dan kekuatan untuk pelaksanaan tugas kedepan, Amin....

    BalasHapus

Tuliskan pertanyaan anda disini.