Pada tulisan sebelumnya saya telah membahas bagaimana tentang pembuatan Karmil saat ujian seleksi Seskoad. Namun tulisan terdahulu rupanya masih agak sulit dipahami, sehingga saya harus menjelaskan dengan bahasa sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh para calon siswa Seskoad.
Ujian Karmil tahun ini masih tetap seperti tahun lalu, dimana judul sudah diberikan. Oleh karenanya setiap calon siswa harus dapat menyesuaikan dengan apapun judul yang diberikan.
Saya masih sering didatangi para perwira yang akan mengikuti seleksi Seskoad, sambil membawa Karmil untuk dikoreksi. Saya menganjurkan agar perwira tidak perlu menyiapkan Karmil, namun yang perlu disiapkan adalah bagaimana berlatih membuat: Pendahuluan, Latar Belakang Pemikiran, Kondisi Awal, Faktor Berpengaruh, Kondisi Akhir dan Penutup. Saya menyarankan untuk memilih judul yang pernah dialami dalam bertugas sehingga perwira memiliki memori yang akan sangat membantu proses penuangan yang ada dibenak kedalam tulisan.
Tentang judul hampir dapat dipastikan bahwa judul yang diberikan memiliki 2 variabel (makro dan mikro). Judul yang diberikan juga berkisar pada Upaya Meningkatkan Bla Bla Bla dan Optimalisasi Bla Bla Bla. Apakah ada perbedaan antara OPTIMALISASI dan UPAYA MENINGKATKAN ? Untuk mudahnya saya akan menjelaskan melalui suatu analogi sehingga mudah dipahami dimana letak perbedaan antara keduanya.
- Saya memiliki sebuah mobil Toyota Avanza keluaran tahun 2005. Pada saat baru, kecepatannya dapat mencapai 130 km/jam. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sekarang kecepatan paling tinggi yang dapat dicapai hanyalah 90 km/jam.
- Apabila saya ingin mengoptimalkan kecepatan kendaraan maka saya akan melakukan berbagai cara agar kecepatannya dapat mencapai kecepatan standar ketika mobil tersebut keluar dari pabrik yaitu 130 km/jam. Atau minimal mendekati kecepatan 130 km/jam, misalnya menjadi 127 km/jam.
- Sedangkan upaya meningkatkan ada dua kemungkinan, pertama melebihi kecepatan yang dapat dicapai saat ini, misalnya dari 90 km/jam di utak-utik menjadi 95 km/jam (meningkat 5 km/jam) atau kemungkinan kedua meningkatkan kecepatan melebihi standar pabrik, misalkan menjadi 160 km/jam. Tentu cara yang dilakukan berbeda antara meningkatkan menjadi 95 km/jam dan menjadi 160 km/jam.
Terkadang saya sering bingung juga apabila ada judul, misalkan: Optimalisasi Kemampuan Komunikasi Sosial Babinsa Dalam Rangka Mempersempit Ruang Gerak Terorisme Di Wilayah Tugas. Kebingungan saya adalah: Apakah ada standar Kemampuan Komsos Babinsa, kalau ada berarti kita bisa menggunakan Optimalisasi, tetapi kalau tidak ada standar sebaiknya menggunakan Upaya Meningkatkan, sehingga judul tersebut sebaiknya: Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Sosial Babinsa Dalam Rangka Mempersempit Ruang Gerak Terorisme di Wilayah Tugas.
Sebelum kita melanjutkan pembahasan, ada baiknya perwira calon siswa mengetahui hal-hal apa saja yang dinilai termasuk bobotnya. Tabel di bawah ini hanya sekedar perkiraan, namun kira-kira tidak jauh berbeda pada setiap pelaksanaan seleksi. Apa dan bagaimana supaya Karmil yang dibuat memenuhi unsur unsur yang akan dinilai, akan saya informasikan dalam pembahasan.
Tabel 1. BOBOT NILAI KARMIL
NO
|
ASPEK PENILAIAN
|
BOBOT
%
|
A
| TEKNIK PENULISAN |
± 15
|
- Judul | ||
- Pendahuluan : | ||
- Inti Tulisan | ||
- Penutup | ||
B
| KELENGKAPAN |
± 5
|
- Tata tulis & Minu | ||
- Kelengkapan Naskah | ||
C
| KUALITAS KARMIL |
± 80
|
- Judul | ||
- Hubungan Antar Bab | ||
- Inti Tulisan (Bab I s/d VII) | ||
- Alur Pikir / Pola Pikir |
UNTUK DIPERHATIKAN !!
- Karmil yang dibuat perwira dalam ujian adalah Karmil Pemecahan Masalah, dengan demikian perwira perlu memahami apa yang dimaksud dengan masalah. Apa juga yang dimaksud dengan persoalan ?
- Sederhananya, masalah adalah penyimpangan/deviasi antara realita dan harapan. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar masalah yang terjadi.
- Persoalan bagian (anak) dari masalah, persoalan juga bisa sebagai masalah atau masalah sebagai persoalan. Kapan masalah jadi persoalan dan kapan persoalan jadi masalah sangat tergantung pada strata pembahasan, misalnya:
- Banjir tahunan adalah masalah bagi kota Jakarta, persoalannya adalah: Adanya pemanfaatan lahan yang tidak semestinya di daerah Puncak; Banyak penduduk Jakarta tinggal di bantaran sungai; Pembangunan yang kurang mempertimbangkan areal resapan air; dsb.
- Pemanfaatan lahan yang tidak semestinya merupakan persoalan bagi Pemda DKI, tetapi menjadi masalah bagi Pemda Bogor.
-
- Dalam penulisan Karmil, masalah terdapat pada variabel makro (tetap), sedangkan persoalan yang akan dipecahkan ada pada variabel mikro(tidak tetap). Dalam Karmil ujian seleksi yang dibahas secara rinci adalah variabel mikro, bukan variabel makro. Penguraian variabel makro hanya untuk mengantarkan pembahasan pada variabel mikro. Sederhananya, apabila persoalan-persoalan dapat diatasi maka masalah otomatis dapat diatasi.
- Dalam Karmil sering kita menemukan tujuan dan sasaran. Pada dasarnya tujuan adalah untuk menjawab permasalahan, sedangkan sasaran adalah untuk menjawab persoalan. Namun dalam penulisan sangat sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak berkaitan dengan masalah yang dihadapi, demikian juga dengan sasaran sering tidak berkaitan dengan persoalan yang akan ditangani.
Agar memenuhi persyaratan dalam teknik penulisan, judul harus dibuat dengan HURUP BESAR tanpa diakhiri titik dan diberi garis bawah, contoh:
UPAYA MENINGKATKAN PERFORMA TOYOTA AVANSA
DALAM RANGKA MENGHADAPI LOMBA DRAG RACE
KELAS 1300 CC
Judul harus sesuai dengan judul Karmil yang disiapkan dalam ujian. Upayakan judul yang dituliskan tidak berkurang satu hurup pun dari pilihan judul yang diberikan.
Dalam contoh judul yang diberikan di atas, variabel makro adalah: Dalam Rangka Menghadapi Lomba Drag Race Kelas 1300 cc. Variabel mikro adalah: Upaya Meningkatkan Performa Toyota Avansa.
Permasalahannya: “ Toyota Avansa yang dimiliki tidak memadai untuk mengikuti lomba”. Lomba drag race sangat tergantung pada faktor kecepatan dan akselerasi. Kecepatan dan akselerasi yang ada sekarang masih sesuai standar pabrik yang peruntukannya bukan untuk perlombaan, dengan demikian apabila ferforma tidak ditingkatkan, kendaraan tidak memadai dalam menghadapi lomba drag race.
Persoalannya: “ Setting kecepatan dan akselerasi kendaraan masih standar pabrik ”. Kendaraan yang dibuat pabrik untuk digunakan sehari hari berbeda dengan yang diperuntukkan untuk lomba.
Berawal dari judul, perwira harus sudah dapat melihat apa permasalahan dan apa persoalan. Selanjutnya dari permasalahan dan persolalan perwira harus sudah memiliki gambaran/bayangan bagaimana menjawab/menanganinya. Bertolak dari sini, perwira seharusnya sudah memiliki gambaran tentang isi tulisan/apa yang akan ditulis.
Pendahuluan.
Bab pendahuluan meliputi: Umum; Maksud dan Tujuan; Ruang Lingkup dan Tata Urut; Metode dan Pendekatan; dan Pengertian-pengertian. Upayakan seluruh unsur dari pendahuluan harus ada, karena bila tidak ada maka akan diberi nilai nol bagi unsur yang tidak ada.
Pasal Umum. Penentuan berapa poin yang akan dimuat dalam pasal umum sebaiknya disesuaikan dengan jumlah variabel dalam judul. Karena ujian Karmil biasanya memuat dua variabel, maka sebaiknya terdapat 2+1 poin dalam pasal umum. Poin “a” menguraikan secara ringkas tentang variabel makro. Tuangkan latar belakang dan substansi masalah. Poin “b” menguraikan secara ringkas tentang variabel mikro. Deskripsikan persoalan persoalan yang menjadi bagian masalah. Pada poin “c” berisi penekanan pentingnya masalah diselesaikan, terkadang dapat juga ditambahkan harapan penulis.
Contoh Pasal Umum:
a. Lomba Drag Race merupakan lomba tahunan IMI (Ikatan Motor Indonesia) yang digelar secara bergilir di lima kota besar Indonesia. Ada beberapa kelas yang dilombakan, salah satunya adalah kelas 1300 cc. Peserta diberikan kebebasan untuk memilih 3 jenis kendaraan setiap kelas, yaitu: Minibus, Jeep dan Sedan. Lomba tahun ini akan dilaksanakan di kota Bandung, saya memutuskan tetap turun di kelas 1300 cc. Namun tahun ini saya saya akan menggunakan kendaraan minibus, bukan sedan seperti yang selama ini saya gunakan. Pertimbangan saya untuk menggunakan mobil minibus adalah karena Toyota Avanza. Toyota Avanza memiliki bobot yang jauh lebih ringan bila dibandingkan sedan maupun jeep pada kelas yang sama. Faktor bobot kendaraan merupakan faktor penting dalam lomba Drag Race, karena dengan bobot yang ringan kendaraan dapat melaju lebih cepat. Namun sekalipun memiliki keunggulan dari segi bobot, Toyota Avanza belum memadai untuk ikut dalam perlombaan karena ferforma kendaraan diperuntukkan untuk keperluan sehari hari, bukan untuk perlombaan.b. Ferforma yang dibutuhkan untuk menghadapi perlombaan terutama pada aspek kecepatan dan akselerasi. Kecepatan maksimal yang direkomendasi pabrik untuk setiap Toyota Avanza 1300 cc adalah 130 km/jam. Rekomendasi ini terutama atas pertimbangan faktor keamanan, sehingga kecepatan dibatasi tidak dapat melebihi kecepatan yang direkomendasikan pabrik. Lomba Drag Race dilaksanakan pada lintasan lurus sehingga faktor keamanan tidak menjadi hal yang urgen, dengan demikian kecepatan Toyota Avanza dapat ditingkatkan melebihi kecepatan yang direkomendasikan pabrik. Akselerasi menjadi faktor yang sangat menentukan dalam perlombaan Drag Race yang menempuh lintasan lurus dengan jarak yang sangat pendek. Semakin tinggi akselerasi maka semakin cepat kendaraan mencapai kecepatan maksimum. Sekalipun kendaraan memiliki kecepatan maksimum yang tinggi, namun apabila tidak didukung akselerasi yang tinggi, kendaraan akan tertinggal oleh kendaraan yang kecepatan maksimumnya lebih rendah namun memiliki akselerasi yang lebih tinggi, mengingat lomba Drag Race hitungan waktunya berkisaran hitungan detik.c. Meningkatkan ferforma Toyota Avanza yang akan saya gunakan dalam perlombaan merupakan hal yang sangat penting. Tanpa ferforma yang memadai, saya hanya akan menuai kekecewaan dan perasaan malu. Mudah-mudahan upaya meningkatkan ferforma Toyota Avanza ini dapat mengantarkan saya ketangga juara.
Kelemahan yang sering terjadi:
- Dalam menguraikan poin “a” sering penarikan latar belakang terlalu jauh sehingga tidak fokus pada variabel makro. Misalkan dalam contoh di atas diawali dengan “ Era globalisasi . . . . “.
- Permasalahan dan persoalan tidak tergambar secara jelas/ bahkan tidak tergambar sama sekali.
Pasal Maksud dan Tujuan. Pada hakekatnya penuangan maksud dan tujuan sangat berkaitan dengan sifat tulisan. Mengingat Karmil ujian Seskoad bersifat problem solving/pemecahan masalah maka tujuannya berkaitan dengan solusi. Maksud disini adalah maksud penulis, apa yang memotivasi/mendorong penulis untuk menulis. Tujuan berkaitan dengan sifat tulisan, apa yang dikehendaki penulis melalui tulisan yang dibuat.
Contoh Pasal Maksud dan Tujuan:
a. Maksud. Menguraikan permasalahan fermorma Toyota Avanza aspek kecepatan dan akselerasi dan langkah-langkah peningkatannya.Tujuan. Mendapatkan performa Toyota Avanza yang memadai untuk lomba Drag Race kelas 1300 cc.
Bersambung . . . . .
terima kasih pak saya sangat menunggu sambungan topik ini...
BalasHapusIjin bertanya Bang, rumus "2+1" pada pasal umum apa sdh baku? Karena dari beberapa Karmil TNI AD yg kami amati, trend-nya ialah "2+2" dimana paragrap 1 menguraikan makro, paragrap 2 "mengantarkan" ke mikro, paragrap 3 menguraikan mikro dan paragrap 4 menguraikan faktor2 serta upaya2 peningkatan/optimalisasi dlm rgk memecahkan persoalan pada paragrap 3/ mikro. Mohon pencerahan?
BalasHapusSandy-97
Tidak ada ketentuan berapa jumlah paragraf dalam pasal umum. Namun yang perlu diingat bahwa sebuah judul mewakili tulisan, sama halnya sebuah nama merupakan representasi seseorang. Jadi sesungguhnya apa dan bagaimana isi tulisan sudah harus terbayang melalui sebuah judul. Fungsi Pasal Umum adalah mendeskripsikan secara garis besar isi tulisan, dan karena isi tulisan direpresentasikan melalui judul, maka dengan mengekstrak judul dalam pasal umum akan membantu untuk menjadikan karangan yang dibuat " Padu ". Rasa ingin tahu pembaca yang muncul saat membaca judul harus semakin bertambah kuat setelah membaca pasal umum yang pada akhirnya akan lebih mendorong pembaca untuk membaca isi tulisan. Dengan demikian terdapat kaitan yang sangat erat antara judul dengan pasal umum sehingga menurut pandangan saya, dalam pasal umum sebaiknya kita membuka lapisan luar sebuah judul, variabel demi variabel yang terdapat didalam judul. Dalam suatu tulisan ilmiah akan lebih kompleks penguraian judul ini, karena hubungan antar variabel harus memenuhi unsur logis. Contoh: Aktualisasi Semangat Perjuangan Bangsa Guna Memantapkan Kepemimpinan TNI Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI (Produk PKB Kejuangan Pasis Dikreg 47 Seskoad). Secara sepintas tidak ada permasalahan dalam judul tersebut, tetapi ketika kita melihat hubungan logis antara ketiga variabel yang terdapat dalam judul akan mengundang sejumlah pertanyaan apakah logis atau tidak. Apakah setelah semangat perjuangan bangsa aktual, kepemimpinan TNI akan mantap?. Hubungan antara variabel 1 dan 2 ini sudah akan menimbulkan pro kontra. Kita lihat lagi antara variabel 2 dan 3, apakah dengan mantapnya kepemimpinan TNI akan menjaga keutuhan NKRI ?. Hubungan yang terjadi diantaranya masih memiliki hubungan logis sekalipun masih mengandung sedikit pro kontra. Hubungan antara variabel 1 dan 3 jelas sudah menggambarkan hubungan yang logis. Oleh karenanya didalam tulisan, harus dibahas secara spesifik bagaimana semangat perjuangan bangsa dapat memantapkan kepemimpinan TNI agar substansi tulisan dengan judul tidak invalid/prematur. Tetapi biasanya kalau kalangan kita (militer) yang menulis, sering tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, karena merasa apa yang ditulis sudah benar adanya. Pandangan ini akan berubah tatkala kita bertambah wawasan secara keilmuan. Ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk. Semoga menjawab.
BalasHapusSiap terima kasih pencerahannya, Bang.
BalasHapusKami sependapat dgn Abang. Memang menurut hemat kami, JUDUL itu memang amat VITAL dalam pembahasan suatu Karmil karena akan menentukan variabel apa saja yg dibahas & logis atau tidak serta prematur apa tidak Judul tsb. Inilah yg mjd PERTANYAAN & KEKUATIRAN kami menghadapi seleksi Seskoad nanti. Apakah judul2 karmil yg ditentukan Panitia Seleksi dan nantinya akan kami kembangkan dalam tes sdh sesuai dgn kaidah2 tsb? Krn kalau tidak, dpt dipastikan uraian tulisannya akan jd "ngarang-ngarang"... :D
Selain itu, yg menarik dari pendapat Abang di atas ialah : kita perlu mengajukan pertanyaan kpd diri sendiri sebanyak2-nya thd judul karmil yg akan diuraikan terkait variabel2, logis/tidak, prematur/tidak, faktor2 & kemungkinan upaya2 yg dilakukan. Ini pendapat/pengetahuan yg jarang kami dapatkan dari Senior2 lain bila kami berkonsultasi ttg karmil. Kami pribadi srg melakukan hal tsb utk menjadikan karmil yg kami susun agar "PADU". Yg jadi pertanyaan kami, mengapa langkah ini tidak diajarkan/ dijadikan pedoman dalam menyusun karmil? Mohon pencerahan lagi, Bang?
Sandy MP- PS 97
Judul yang ideal kemungkinan besar tidak akan adik temukan. Judul yang ideal hanya bisa diperoleh apabila kita sendiri yang membuat judulnya sesuai dengan permasalahan yang kita temukan dan solusi yang ada dibenak kita. Yang terpenting adalah belajar memahami apa dan harus diapakan judul itu. Contoh: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menembak Prajurit Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok. Kalau kita perhatikan antara variabel 1 dan 2 terlalu jauh hubungan logisnya. Akan lebih tepat apabila variabel 2: Dalam Rangka Lomba Tembak Antar Satuan; Dalam Rangka Operasi Menghadapi Pemberontakan Bersenjata; dsb. Oleh karenanya calon siswa harus pandai mengarahkan sendiri apa permasalahan pada variabel "Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok" dengan mempersempit melalui ruang lingkup, misalkan Tugas Pokok untuk menghadapi lomba tembak antar satuan. Setelah itu baru dirumuskan apa kira-kira masalahnya, misalkan: Satuan selalu menjadi juru kunci dalam setiap lomba tembak antar satuan. Berikan fakta pendukung yang bisa mengarahkan penguraian persoalan, misal: Prajurit selalu tegang dan berkeringat telapak tangannya, Perkenaan selalu menyebar sehabis berlari cepat, dsb(Dalam Kondisi Awal). Jangan berikan fakta senjata sering macet, karena yang akan diuraikan dalam variabel 1 adalah kemampuan prajurit, bukan kesiapan satuan. Selanjutnya rancang apa persoalannya,ingat variabel 2 berbicara tentang KEMAMPUAN MENEMBAK PRAJURIT, berbicara tentang kemampuan berarti akan membahas PENGETAHUAN dan KETRAMPILAN. Coba reka-reka apa saja persoalan berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan menembak (harus didukung dengan keadaan yang nanti akan dituangkan di dalam "Kondisi Saat Ini"). Memang penulisan sepertinya janggal, tidak perlu terlalu dipikirkan, karena yang ingin dilihat adalah bagaimana proses berpikir menyikapi suatu masalah dengan memberikan solusi yang cukup meyakinkan (seminimal mungkin keragu-raguan terhadap solusi yang ditawarkan). Oleh karenanya gagasan harus didukung dengan argumen/beralasan.
BalasHapusMembuat Karmil bukan semata pengetahuan, melainkan suatu ketrampilan. Semakin sering kita menulis, maka akan semakin enak tulisan kita dibacanya. Sama seperti kita mengemudikan mobil, belajar mobil mungkin hanya perlu waktu 1 minggu, tetapi untuk terampil mengemudikan mobil bisa memerlukan waktu bertahun-tahun. Semua pengetahuan pada dasarnya sudah tersedia apakah yang diperoleh melalui guru di kelas ataupun text book yang ribuan jumlahnya dan semua itu berpulang kembali kepada kita, apakah kita berusaha menjadi terampil atau tidak. Tentang ada versi ini dan itu tidak perlu terlalu dipermasalahkan karena semua itu benar adanya. Seperti 5 orang buta yang hendak mendefinisikan seekor gajah, ada yang mendefinisikan seperti pohon kelapa, karena yang dipegang kebetulan kakinya. Ada juga yang mendefinisikan seperti dinding, karena yang dipegang bagian perutnya. Kenalilah gajah secara utuh, atau kenalilah Karmil secara utuh maka anda akan sampai pada tingkat PENGERTIAN.
Siap, Bang. Terima kasih utk pencerahannya kembali, sungguh sangat bermanfaat bagi kami.
BalasHapusSelanjutnya Bang -ini di luar konteks karmil- dalam satu tulisan Abang terdahulu, kami pernah membaca rencana Abang utk menerbitkan buku berisi pedoman/kiat/tips utk menghadapi tes Seskoad. Kalau boleh kami ijin menyarankan agar diterbitkan melalui penerbit yang lain saja. Dalam pandangan saya, bila Abang berencana bekerja sama dgn penerbit Gramedia maka Gramedia nampaknya kemungkinan akan berhitung mengenai profit yg akan didapat apabila buku tsb "dilempar" kpd masyarakat umum.
Mungkin ada baiknya pada tahap awal ini, buku Abang tsb diterbitkan oleh penerbit lain yg jg "terpercaya" namun tdk terlalu profit oriented. Kami memiliki bbrp referensi utk penerbit tsb. Namun salah satunya yg cukup recommended yaitu SMART INSTITUTE (Silahkan abang cek di www.smartinstitute.blogspot.com). Kami haqul yakin, walaupun diterbitkan oleh penerbit lain, buku Abang akan laris manis krn berisi ilmu pengetahuan yg cukup unik & berbobot yg slm ini blm diperoleh dari "Sekolah2 Resmi TNI AD" :D
Demikian Bang, ini hanya sekedar sumbang saran saja. Mhn maaf bila ada kata2 kurang berkenan.
Sandy MP - PS 97
halo bg, trims atas smua prhatiannya melalui blog abang,khusus karmil sy mau menanyakan ttg bab VI dulu pasal-pasalnya mengharuskan ada tujuan, sasaran subyek,obyek,metoda dan sarana prasarana setelah itu upaya..sekarang infonya cukup dgn judul bab PELAKSANAAN KEGIATAN dengan pasal-pasal yaitu pokok-pokok/uraian masalah disamping pasal umum, karena Tuj,Sas,SOM&sarpras merupakan pasal-pasal pd saat kita membuat Taskap yang jumlah halaman lebih banyak dan pembahasan terperinci..bagaimana utk seleksi seskoad apakah tetap sepewrti dahulu atau tidak? demikian terimakasih sebelumnya.
BalasHapusTerimakasih informasinya, mudah-mudahan tahun depan sdh bisa dicetak.
BalasHapusTentang Bab VI nanti akan saya bahas. Apa yang saya bahas, seperti itulah yang kira-kira diinginkan Seskoad. Percuma tulisannya bagus tapi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Yang penting perwira mendapat nilai tinggi bukan menurut perwira tapi menurut Seskoad. Semoga menjawab.
terimakasih bang,terjawab hanya info tersebut saya ambil dari pengarahan Danseskoad kpd siswa selapa 2009 di pusdikif, termasuk buku panduan yang disebarkan oleh beliau untuk siswa selapa sebagai calon serdik seskoad...sehingga saya bersama teman mengalami keraguan dgn pembahasan karmil di atas, namun baiklah kami akan tunggu pembahasan lengkap abang utk Bab VI,terimakasih banyak bang..solo_bandung
BalasHapusTentang pembahasan bab VI, bab tersebut adalah bab upaya. Memang selama ini dibuat tersendiri tujuan, sasaran, subyek, . . . . baru terakhir upaya. Namun kebanyakan tidak memahami apa yang harus dituliskan, misalkan: metode. Metode ini seharusnya di break down dari bab IV (Faktor berpengaruh), tetapi yang sering terjadi apapun judulnya metode selalu: sosialisasi, pendidikan, latihan, dll yang tidak melalui pembahasan dalam bab IV. Kunci tulisan yang baik adalah: Padu, artinya merupakan kesatuan, tidak ada bagian tulisan yang terpisah; Bertautan, artinya setiap bab saling berhubungan/bertautan; Pengembangan gagasan,bagaimana caranya meyakinkan pembaca dengan apa yang kita tulis, belum tentu kita yakin lalu pembaca yakin, tergantung bagaimana kita meyakinkan. Untuk meyakinkan kita lakukan dengan "pengembangan gagasan", bisa dengan memberikan definisi, contoh, perbandingan, teori/pendapat pakar, data/fakta, dlsb.
BalasHapusTentang penyampaian Danseskoad agar dicermati dengan baik, apakah dalam uraian (langsung pelaksanaan kegiatan) tidak ada unsur tujuan, sasaran, siapa yang melakukan apa terhadap siapa, metode dst. Mungkin unsur-unsur tidak ditulis tersendiri tetapi sudah menyatu dalam sebuah paragraf pembahasan yang utuh.Karena bila ini tidak terpenuhi, tulisan menjadi tidak padu dan bertautan. Ingat, tulisan yang dibuat adalah pemecahan masalah. Ada keadaan sekarang (kenyataan) dan ada keadaan yang diinginkan (harapan), tentunya ada proses yang harus dikerjakan untuk mengubah dari kenyataan menjadi keinginan, ada batasan yang harus ditentukan (tujuan dan sasaran), ada cara/metode yang digunakan, dst. Kalau ini tidak ada, lantas isi bab VI seperti apa ?, kecuali casis membuat tulisan essai. Tetapi essai tidak diujikan dalam seleksi karena perwira belum mendapatkannya di Suslapa. Namun demikian agar tidak timbul keragu-raguan saya akan klarifikasi hal ini.
Tadi pagi saya sudah konfirmasi langsung kepada Danseskoad, bahwa beliau saat memberikan pengarahan kepada siswa Suslapa seluruh kecabangan beberapa waktu lalu, tidak pernah memberikan penjelasan secara rinci tentang teknis penulisan Karmil. Beliau hanya mengatakan bahwa pembuatan Karmil saat "Oral (Seleksi Tahap II/2)" berbeda dengan saat seleksi tahap II/1. Kalau pembuatan Karmil saat Oral, Karmil tidak dinilai melainkan digunakan oleh penguji untuk pelaksanaan Test Oral. Adapun ujian Karmil pada tahap II/1 dinilai, bobotnya 10 % dari total keseluruhan. Dengan demikian tidak ada perubahan secara substansial tentang ujian karmil. Tentang penuangan tujuan, sasaran, metode dalam suatu pembahasan yang utuh atau dipisah tersendiri tidak dipermasalahkan. Namun pembahasan dalam bab upaya tetap memuat tujuan, sasaran dst. Yang tidak dimuat adalah kebijakan dan strategi. Kebijakan dan strategi tidak perlu dibuat karena model karmil yang diujikan adalah model "Perubahan Kondisi" bukan model "Konsepsi". Semoga terjawab.
BalasHapusTerjawab sekali bang dan benar adanya, bahwa bab VI pelaksanaan kegiatan merupakan upaya yang mencakup tujuan, sasaran, SOM dalam suatu rangkaian pembahasan pasal-pasal pada bab tsb. Dan saya sangat setuju dengan tulisan ttg Karmil yang telah abang muat, semua itu bermuara pada tulisan yang LOGIS (berurutan dan ada hubungan sebab akibat alias nyambung..). Terimakasih bang atas atensi yang sangat tinggi melalui tanggapan komentarnya. Saya berharap banyak senior berbuat baik seperti abang ini, kiranya Tuhan memberkati apa yang telah dikerjakan. BRAVO BANG HEIMAS !!!
BalasHapusijin bergabung bang,teknik pembuatan karmil yang abang tulis membantu bagi saya untuk mempersiapkan diri,saya menunggu lanjutan tehnik penulisan karmil yang kedua,kapan dilanjutkan lagi bang?
BalasHapuspercuma pak buat karmil yg sarat ide 2 yg briliant tapi gak pernah ada tindak lanjutnya...hehehehehe bravo bang...
BalasHapusafianto mengatakan...
BalasHapuspercuma pak buat karmil yg sarat ide 2 yg briliant tapi gak pernah ada tindak lanjutnya...hehehehehe bravo bang...
saya ikut komentar tsb...
kenapa..??
saya bangga menjadi TNI AD..
tp maaf ..
kita terlalu banyak slogan yg indah..
saya memimpikan TNI AD yg tangguh dan profesional di bidangnya.
he.he.. bravo bang.. lanjutkan..
nice blog..
slamat siang bg, ijin bergabung...
BalasHapussy tertarik dg pembahasan bab VI, klo tidak keberatan sy minta cth pengisian dr sub pasal2nya.. biar sy lbh yakin n tdk ragu2 menuangkan tulisan.
terima kasih sebelumnya.
Hormat saya May sas.m
Terimakasih banyak Bang atas bahasan Karmilnya yang sangat membantu sy dalam menyusun Karmil. Mohon dilanjutkan Bang pembahasanya...
BalasHapus