04 Mei 2009

Teknik dan kiat membuat kirops.

     Persoalan Kirops sangat sering dikeluarkan pada saat ujian seleksi, karena melalui persoalan Kirops dapat dilihat seberapa besar kemampuan dasar perwira dalam melakukan suatu analisa sederhana. Analisa merupakan kemampuan standar yang dipersyaratkan bagi seorang calon Pasis Seskoad dalam mengikuti pendidikan Seskoad.

    Apakah sesungguhnya analisa itu? Benyamin S. Bloom dalam Taxonomy of educational objectives membagi kemampuan kognisi (penyerapan pengetahuan) manusia kedalam 6 tingkatan, yaitu: Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesa dan tertinggi adalah Evaluasi. Bloom mengatakan bahwa pada tingkat analisis (Analythical Level) seseorang harus mampu menguraikan suatu materi, informasi  atau konsep kedalam unsur/elemen penyusunnya untuk mengenali elemen-elemen, struktur, pola hubungan yang terjadi (sebab dan akibat) hingga menarik kesimpulannya.

    Perkiraan operasi adalah sebuah analisa tentang faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok untuk menentukan semua cara bertindak yang layak dan dapat dilaksanakan, serta untuk menentukan pengaruh operasi yang akan datang terhadap pasukan sendiri (Bujuklap Dinas Staf Operasi). Cermati yang kalimat yang berwarna merah dan biru tersebut, karena kalimat ini merupakan pintu pemahaman tentang bagaimana kita membuat Kirops.

   Ada 3 faktor utama yang harus selalu dipertimbangkan dalam pelaksanaan tupok, yaitu: KITA (kekuatan, kemampuan, dukungan, dsb); DAERAH OPERASI atau sering disederhanakan sebagai MEDAN (Cuaca, Medan Kritik, Karakteristik lainnya); dan MUSUH (kekuatan, kemampuan, dukungan, dll). Interaksi ketiga faktor ini dapat digambarkan sbb:

clip_image001[12]

Penjelasan:

  • Pada prinsipnya daerah operasi merupakan faktor independen antara kita dan musuh. Siapa yang lebih unggul dalam mengelola daerah operasi maka dialah yang akan memperoleh kemenangan dalam pertempuran. Namun sesungguhnya tidak semata daerah operasi saja yang harus dikelola melainkan faktor KITA dan MUSUH juga harus dikelola untuk memenangkan peperangan.
  • Prinsip yang harus dipegang adalah: bagaimana kita mengelola KITA, DAERAH OPERASI dan MUSUH sehingga kelemahan kita tidak semakin lemah dan kekuatan kita semakin berlipat ganda, sebaliknya kelemahan musuh semakin menjadi dan kekuatannya menjadi berkurang.
  • Prinsip yang sama juga akan digunakan oleh musuh.
  • Afganistan merupakan salah satu contoh dimana daerah operasi menjadi faktor yang sangat menentukan kemenangan pertempuran. ( Amerika hanya membutuhkan beberapa jam saja untuk melumpuhkan pasukan Taliban dengan serangan udaranya. Taliban tidak bisa berbuat banyak karena Taliban tidak memiliki pesawat untuk menghadapi pasukan AS di udara. Mereka hanya memiliki senjata pelontar roket yang hampir tidak berarti melawan serangan udara AS. Namun ketika kedua pasukan sudah berhadapan di medan yang sama, Taliban yang persenjataannya kalah jauh,  berhasil menciptakan neraka bagi pasukan Amerika).

    Sebelum kita membahas lebih jauh tentang teknik analisa, ada baiknya kita cermati teori dasar yang diberikan dalam Bujuklap Dinas Staf Operasi:

  1. Tujuan perkiraan keadaan adalah untuk memilih cara bertindak yang terbaik dalam rangka penyelesaian tugas pokok. Dengan demikian setiap cara bertindak yang diformulasikan dalam pasal 2c harus dianalisa untuk: menentukan keuntungan dan kerugian; untuk melakukan penyempurnaan terhadapnya; untuk mengembangkan kebutuhan bantuan tembakan; serta kebutuhan untuk tindakan lain yang diperlukan dengan jalan melakukan “ Olah Yudha “ terhadap tiap cara bertindak sejak bergerak dari posisi satuan sampai tiba di sasaran, termasuk juga tindakan yang akan diperlukan setelah sasaran direbut.
  2. Analisa terhadap cara bertindak:
    1. Tiap cara bertindak secara tersendiri dianalisa untuk menentukan hasilnya ketika dihadapkan pada setiap kemampuan musuh yang terpilih.
    2. Tindakan divisualisasikan mulai sejak dari daerah persiapan hingga sampai taraf pelaksanaan. Satu cara yang baik dalam melakukan hal ini adalah dengan memvisualisasikan semua kegiatan yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak menurut urutannya secara logis sejak mulai posisi saat itu, hingga sasaran akhir.
    3. Proses memvisualisasi ini mencakup konsiderasi (pertimbangan) semua fakta yang dikembangkan dalam pasal 1 dan 2, serta pengaruhnya terhadap setiap tindakan, tingkat resiko serta dapat tidaknya diterima setiap cara bertindak ditimbang.
    4. Dalam pasal 3 ini, tidak boleh ada upaya membuat perbandingan antara cara bertindak sendiri antara satu dengan lainnya. Pada pasal 3 hanya berisi rangkaian analisa cara bertindak sendiri terhadap kemampuan musuh yang masing-masing berdiri sendiri dan belum mencapai suatu kesimpulan umum tentang cara bertindak mana yang paling baik.

     Pendekatan yang masih digunakan di Seskoad sampai saat ini  dalam melakukan analisa cara bertindak yang berlawanan adalah TUMMPAS dan pendekatan ini juga yang diharapkan digunakan oleh Casis dalam membuat analisa dalam persoalan perkiraan operasi.  Pendekatan ini sebenarnya sudah sesuai dengan  teori dasar, hanya teknik penuangannya yang masih perlu disempurnakan, namun sementara ini teknik penuangan ini yang digunakan. Penuangan  pada pasal 3b menggunakan format sebagai berikut (contoh pada serangan):

1)  CB I dihadapkan kemampuan musuh.

     a)  Gerakan dari DP ke GA.

          (1) Tugas.

          (2) Medan.

          (3) Musuh.

          (4) Pasukan sendiri.

     b)  Gerakan dari GA ke GT. Kuya.

          (1) - (4)  Idem.

     c)  Gerakan dari GT. Kuya ke Sasaran.

          (1) - (4)  Idem.

     d)  Konsolidasi

          (1) - (4)  Idem.

 

2)  CB II dihadapkan kemampuan musuh.

     a)  Gerakan dari DP ke GA.

          (1) Tugas.

          (2) Medan.

          (3) Musuh.

          (4) Pasukan sendiri.

     b)  Gerakan dari GA ke GT. Kuya.

          (1) - (4)  Idem.

     c)  Gerakan dari GT. Kuya ke Sasaran.

          (1) - (4)  Idem.

     d)  Konsolidasi

          (1) - (4)  Idem.

    Untuk memudahkan dalam menuangkan analisa, penulis tawarkan model matriks, dalam contoh diambil salah satu fase serangan yaitu gerakan dari GA ke GT. Kuya. Matriks ini sebenarnya menyambung ke kanan, namun karena dalam blog ini ruangannya terbatas maka penulis membuatnya ke bawah. Adapun matriksnya sebagai berikut:

Catatan:

  • Matrik tidak perlu dibuat untuk setiap Cara Bertindak.
  • Matriks ini merupakan analisa cepat dalam pikiran Casis ketika melihat persoalan dan perangkat pendukungnya. Dengan mengisi matriks ini sebenarnya Casis telah melakukan analisa. Selanjutnya Casis tinggal menuangkannya dalam bentuk tulisan pada lembar jawaban.
  • Dengan membuat matriks, Casis tidak akan keliru dalam menuangkan obyek/fakta yang dianalisa serta pengaruhnya. Obyek/fakta yang dianalisa harus sama pada masing-masing CB, yang berbeda adalah pengaruhnya. Misalkan: Ketinggian 115 yang cukup terjal (fakta) akan menyulitkan manuver (variabel dipengaruhi) pasukan. Hal ini akan dimanfaatkan oleh musuh dengan mempergencar tembakan lintas datar maupun Artileri.
    • Apabila titik berat berada di kiri ( CB I ), akan membuat musuh leluasa melakukan aksinya. Medan yang terjal dibarengi tembakan gencar musuh akan membuat pasukan kita kewalahan sehingga kemungkinan akan banyak jatuh korban, tentunya hal ini akan membuat moril pasukan turun.
    • Apabila titik berat berada di kanan ( CB II ), Satuan Armed kita dapat memberikan tembakan baik terhadap Artileri musuh maupun musuh yang berada di ketinggian 115. Sekalipun medan cukup terjal, namun pasukan akan lebih leluasa bergerak mendekati musuh yang disibukkan dengan tembakan Armed kita. Moril pasukan akan terjaga, dan korban dapat diminimalkan.
  • Coba perhatikan, ketinggian 115 dan manuver sulit berlaku sama pada CB I maupun CB II, karena baik CB I maupun CB II ketinggiannya itu itu juga (tanpa memperhitungkan musuh). Namun pengaruhnya akan lain apabila faktor musuh dilibatkan seperti diuraikan dalam contoh diatas. Korban dan moril adalah variabel yang dipengaruhi. Pada CB I dan CB II variabel yang dipengaruhi tetap moril dan korban. Jangan sampai di CB I variabelnya moril dan korban, tapi di CB II variabelnya menjadi kodal dan pencapaian tupok. Itu istilahnya “ JAKA SEMBUNG BAWA GOLOK “.
  • Untuk penuangan sesuaikan dengan format yang ditentukan.

 MATRIKS KIROPS:

Fase Tugas

Penjelasan:

  • Pada matriks contoh di atas hanya dicontohkan salah satu fase serangan saja, yaitu: Gerakan dari GA ke GT. Kuya.
  • Pada kolom 2 (Tugas) merupakan rincian tugas yang dilakukan pada fase tersebut. Rincian tugas terdapat pada pasal 1.Tugas Pokok. Biasanya pada saat fase pergerakan dari DP menuju GA apabila tidak terdapat rincian tugas sesuai yang tercantum dalam Tugas Pokok, dibuat tugas lain, seperti: melaksanakan pengembangan pasukan, atau tugas lainnya. 
  • Tuliskan tugas-tugas tersebut pada point (1) Tugas pada saat menuangkan analisa pada pasal 3b.

2a

Penjelasan:

  • Pada kolom 3. Medan, tertulis 3 fakta tentang medan operasi. Fakta-fakta ini diambil dari pasal 2a. Pertimbangan yang berpengaruh terhadap kemungkinan cara bertindak, terutama fakta-fakta yang berpengaruh signifikan terhadap cara bertindak musuh dan cara bertindak kita. Fakta-fakta ini sumbernya dari staf intelijen, setelah menganalisis ADO. Dalam perkiraan intelijen dimuat pada pasal 2. Keadaan Daerah Operasi.
  • Yang menjadi permasalahan, apabila dalam pembuatan Kirops, pasal 2a dibuat secara pro memori, pada akhirnya analisa tidak terhadap fakta yang berpengaruh signifikan terhadap cara bertindak musuh maupun kita melainkan terhadap fakta yang sifatnya tidak urgen.
  • Pada kolom 4. Musuh,  dicontohkan 3 aktifitas yang kemungkinan dilakukan musuh. Kemungkinan tindakan musuh ini juga ditarik dari fakta-fakta dalam persoalan. Soal yang ideal akan memuat fakta-fakta yang mengarahkan Casis untuk melakukan proses analisis secara fokus.
  • Tuliskan point tentang aktifitas musuh dalam point (3) Musuh pada pasal 3b.

Tiga

Penjelasan:

  • Matriks selanjutnya adalah tentang pasukan sendiri. Yang diberi tanda artinya variabel yang akan dibahas dalam analisa.
  • Hal inilah yang sebenarnya agak rancu dalam penuangan analisa. Pada point: Tugas, Medan, Musuh lebih bersifat data dan fakta, tetapi pada point Pasukan Sendiri isinya adalah analisa. Idealnya ada point (5) yang khusus berbicara tentang analisa. Namun sementara ini yang digunakan, jadi Casis sesuaikan saja. Setelah kalian mengikuti pendidikan Seskoad baru kita diskusikan.

Empat

Penjelasan:

  • Idem

Lima

Penjelasan:

  • Matriks di atas digunakan ketika Casis mengerjakan pasal 4. Perbandingan Cara Bertindak Sendiri. Dengan matriks ini Casis akan lebih mudah menuangkan apa yang menjadi keuntungan dan yang jadi kerugian.

   

    Selanjutnya akan diberikan contoh bagaimana menuangkan kedalam analisa pada lembar jawaban. Tapi sabar dulu yah, soalnya penulis sedang persiapan UAS di Unpad. Penulis usahakan sebelum ujian seleksi Seskoad sudah jadi.

 

( Masih dalam penulisan, harap sabar . . . . )

3 komentar:

  1. Bang kok blm dilanjutkan teknik pembuatan Kiropsnya penting bang buat pedoman bg Casis yg mau test, krn teknik2 yg di berikan senior2 sdh banyak pembiasan ...terutama pasal 3 Analisa CB sendiri , Makasih sebelumnya bang

    BalasHapus
  2. Bang kok blm dilanjutkan teknik pembuatan Kiropsnya penting bang buat pedoman bg Casis yg mau test, krn teknik2 yg di berikan senior2 sdh banyak pembiasan ...terutama pasal 3 Analisa CB yg berlawanan , Makasih sebelumnya bang

    BalasHapus
  3. Bang, berarti dalam proses Olah Yudha bisa juga dibuat essay spt itu ya Bang.

    BalasHapus

Tuliskan pertanyaan anda disini.